JAKARTA - Konsumsi serat Polyester Staple Fiber (PSF) akan mengalami kenaikan sekira tiga sampai lima persen pada tahun ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Syntetic Fiber Indonesia (APSyFI) Redma Gitawirawasta mengatakan, total konsumsi serat PSF pada tahun lalu adalah sekira 600 ribu ton.
"Saya perkirakan, konsumsi serat PSF tahun ini akan naik sekira tiga sampai lima persen," kata Redma di Jakarta, Senin (2/4/2012).
Sementara, terkait harga, dia menambahkan, harga serat PSF pada tahun ini akan berkisar USD1,9-USD2,2 per kilogram (kg).
"Harga kira-kira akan mengalami stagnasi dibanding tahun lalu di angka USD1,9-USD2,2 per kg," ucapnya.
Selain serat PSF, menurutnya, tingkat konsumsi benang filamen pada tahun ini juga akan mengalami kenaikan sekira 2,5-3 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 700 ribu ton.
"Selama tiga bulan pertama tahun ini menunjukkan tren peningkatan untuk konsumsi serat dan benang,” jelasnya.
Untuk harga benang filamen, kata dia, tahun ini akan mencapai sekitar USD2,9 per kg.
Menurutnya, harga serat dan benang dipengaruhi oleh dua hal, yakni harga kapas dunia dan harga minyak bumi. "Harga kapas dan minyak bumi paling banyak berpengaruh," tuturnya.
Dia menuturkan, selama satu tahun biasanya harga serat dan benang akan mengalami penurunan di bulan Desember hingga Februari, lalu naik lagi setelah Maret atau April.
"Siklus tahunan biasanya seperti itu," ucapnya.