Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI Rate Tetap, Bukti BI Pede Tangani Inflasi

Widi Agustian , Jurnalis-Jum'at, 13 April 2012 |10:32 WIB
BI Rate Tetap, Bukti BI <i>Pede</i> Tangani Inflasi
Ilustrasi. (Foto: okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI rate sebesar 5,75 persen dinilai positif. Hal ini menunjukkan kepercayaan diri menangani inflasi yang tidak terkendali.

"Kalau sebelumnya pasar bingung melihat arah inflasi dengan ketidakpastian terkait kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, maka kebijakan policy rate ini memberi arah yang lebih jelas. Ini secara umum telah memberikan ketenangan dipasar, sehingga rupiah kembali menguat, setelah beberapa hari mengalami pelemahan," papar Anggota Komisi XI DPR Kemal Azis Stamboel dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (13/4/2012).

Sebagaimana diketahui, rapat Dewan Gubernur BI telah memutuskan untuk mempertahankan bunga acuan 5,75 persen karena dinilai masih bisa mempertahankan inflasi dari sisi fundamental dalam beberapa bulan ke depan.

Demikian juga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak merubah tingkat bunga simpanan yang dijamin. Setelah sebelumnya menurunkan bunga simpanan sebesar 50 basis poin pada Maret 2012, April ini, rapat LPS yang berlangsung Kamis 12 April memutuskan, suku bunga penjaminan bank umum tetap 5,5 persen, bank umum valuta asing (valas) satu persen, dan BPR delapan persen.

"Di tengah menurunnya kinerja ekonomi global, kebijakan ini akan memberikan dorongan yang baik bagi perekonomian kita yang diproyeksikan tetap akan tumbuh cukup tinggi meski ada koreksi," imbuhnya.

Kebijakan ini menurutnya, akan tetap mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit dan membentuk ekspektasi inflasi ke depan tetap rendah.

"Jika BI dan LPS terus konsisten, tren penurunan suku bunga kredit yang sedang terjadi diharapkan akan mengalami penyesuain yang lebih signifikan. Dengan begitu, kita harapkan ini akan efektif mendorong suku bunga kredit agar semakin turun. Tentu kalau ini berhasil akan mendorong permintaan domestik, dan akan mengakselerasi sektor riil di tengah ketidakpastian ekonomi global," imbuhnya.

Kemal juga menyoroti rigiditas suku bunga kredit, yang sangat lambat untuk turun. Dalam beberapa bulan terakhir bunga kredit hanya turun tipis, meskipun pada periode yang sama bunga acuan (BI Rate) turun sebesar 100 poin menjadi 5,75 persen.

Hingga Februari 2012 bunga deposito tercatat turun 38 poin dibandingkan Desember 5,97 persen. Sedangkan bunga kredit rata-rata hanya turun 36 poin menjadi 12,42 persen.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement