Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Cara Perbankan Hadapi Kenaikan Suku Bunga BI

Azahra Kaulika Irawansyah , Jurnalis-Senin, 14 Agustus 2023 |13:59 WIB
4 Cara Perbankan Hadapi Kenaikan Suku Bunga BI
Cara Perbankan Hadapi Suku Bunga Bank Indonesia (BI). (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Tingginya suku bunga acuan yang dipatok Bank Indonesia (BI) dinilai berdampak kepada bank pelat merah atau BUMN. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan perbankan menyikapi suku bunga acuan BI saat ini.

Presiden Direktur Centre for Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Daruri mengatakan, dalam mengantisipasi dampak negatif dari kenaikan suku bunga, perbankan bisa melakukan sejumlah langkah.

Pertama menyesuaikan struktur aset dan kewajiban bank sesuai dengan profil risiko suku bunga.

"Bank harus memperhatikan jangka waktu dan sensitivitas suku bunga dari aset dan kewajiban bank. Bank harus mengurangi mismatch antara aset dan kewajiban yang memiliki jangka waktu dan sensitivitas suku bunga yang berbeda," kata Deni, Senin (14/8/2023).

Kedua meningkatkan efisiensi operasional bank untuk mengurangi biaya operasional. Bank harus melakukan rasionalisasi cabang, optimalisasi sumber daya manusia, pengembangan teknologi informasi, dan peningkatan layanan nasabah.

"Ketiga, meningkatkan diversifikasi sumber pendapatan bank untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan bunga. Bank harus mengembangkan produk dan layanan non-bunga, seperti fee-based income, treasury income, dan bancassurance," kata Deni.

Terakhir, meningkatkan kualitas kredit bank untuk mengurangi risiko gagal bayar. Bank harus melakukan analisis kredit yang lebih ketat, pemantauan kredit yang lebih intensif, restrukturisasi kredit yang bermasalah, dan peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memiliki dua peran penting dalam pasar Surat Utang Negara (SUN), yaitu sebagai pembeli SUN dan sebagai pengawas bank.

Sebagai pembeli SUN, BI bertujuan untuk mendukung kebijakan moneter dan fiskal pemerintah, serta mengelola cadangan devisa negara. Sebagai pengawas bank, BI bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencegah risiko kredit macet.

"Namun, kedua peran ini dapat menimbulkan konflik interest, karena BI dapat mempengaruhi harga dan permintaan SUN di pasar, serta menentukan tingkat bunga acuan yang berdampak pada biaya modal bank khususnya BUMN," paparnya.

Konflik kepentingan ini, dapat mengurangi efektivitas kebijakan moneter dan fiskal, serta menimbulkan distorsi alokasi sumber daya dan moral hazard dalam pengawasan Bank BUMN.

"Janganlah lupa bahwa moral hazard juga bagian utama dari rekapitalisasi bank BUMN pada 1998," pungkasnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement