DIRJEN Migas Kementerian ESDM Evita Legowo memperingatkan kaum laki-laki atas "invasi" perempuan. Evita menilai perempuan sekarang ini tampil menjadi sosok yang multitasking dan sanggup melakukan banyak hal di waktu yang bersamaan.
"Belakangan ini saya perhatikan begitu. Laki-laki justru harus tampil lebih dibandingkan wanita. Saya sempat katakan di ITB kemarin, where are you guys? Masa kalah sama perempuan. Jadi saya justru ingatkan laki-laki, persaingan enggak kayak dulu. Kalau dulu wanita harus bersaing, dilihat harus mengemban tugas-tugas tertentu, sekarang kebalik saya minta laki-laki menujukkan lebih," ungkap ibu dari Vidi Athena Dewi Legowo, Dita Saraswati Legowo dan Brian Satya Gautama Legowo ini sambil tertawa.
Terkait posisinya sebagai Dirjen Migas, di mana bawahan dan relasi kerjanya yang kebanyakan laki-laki, Evita yang saat ini mengaku disibukkan dengan rencana pemerintah membatasi BBM bersubsidi Mei nanti, mengaku tak pernah membuatnya merasa canggung.
"Kejadiannya justru waktu saya jadi direktur Lemigas tahun 2002, saat itu orang Asosiasi Ahli Pertambangan Asia, orang barat, bilang ke saya, apakah sebagai wanita enggak canggung memimpin laki-laki gitu. Saya tersentak, oya ya saya wanita. Saya enggak pernah mikir saya wanita yang mimpin laki-laki, biasa saja," tambah nenek dari seorang cucu ini.
Saat kejadian itu, Evita menjelaskan, pertanyaan itu memang pantas ditanyakan. Ketika menjadi Direktur Lemigas, perempuan ini memang membawahi 1.000 karyawan dimana karyawan perempuannya saat itu hanya 112 orang saja.
"Makanya sekarang, kalau saya pimpin rapat, kalau saya bisa membuka, 'Selamat Pagi, Assalamualaikum, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang saya hormati' saya rasanya seneng, artinya saya bukan perempuan satu-satunya di ruangan itu," beber dia sembari kembali tertawa saat berbincang dengan Okezone.
Sukses membangun karier di dunia migas yang ditekuninya, tak membuatnya lupa diri. Perempuan yang pada 3 November ini genap berusia 61 tahun ini selalu memposisikan dirinya menjadi nomor dua ketika berada di rumah. Kesibukan kantor juga tak membuatnya melupakan tanggungjawabnya sebagai ibu dan istri. Dulu, ketika anak-anaknya masih kecil, EVita mengaku membuat aturan kepada dirinya sendiri untuk selalu pulang maksimal jam 19.00 WIB.
"Sebelum ke kantor, saya berusaha berbuat sebanyak-banyak untuk rumah. Sampai sekarang, setiap pagi saya selalu siapkan minum untuk suami saya, karena dia punya kebiasaan minum teh. Jadi di rumah, masak apa, siapa yang masak, suami saya dimana, makan apa semua saya atur dan saya tahu. Dulu, waktu anak-anak di rumah, saya berusaha jam 19.00 WIB saya sudah di rumah, membantu mereka buat PR. Kalau enggak bisa, saya titip ke suami saya, siapa yang ulangan besok," jelasnya.
Sebagai pejabat eselon satu di pemerintahan, Evita mengaku beruntung memiliki suami dan keluarga yang mengerti kewajibannya di kantor dan sering meninggalkan acara keluarga. Bahkan, Evita mengaku beberapa waktu lalu tidak bisa hadir dalam wisuda anaknya di Inggris karena tanggungjawabnya di kantor tidak bisa ditinggal. Meski begitu, Evita mengaku selalu membebaskan dirinya dari pekerjaan setiap akhir pekan.
"Saya enggak bisa halangi bos yang mau nelepon saya Sabtu-Minggu, tetapi saya tahu suami saya enggak suka kalau saya ngurusin kantor terus karena Senin sampai Jumat kan begitu, jadi saya silent HP-nya. Saya kantongi, terus lihat kadang-kadang, kalau bos saya telepon, saya menjauh angkatnya," ujarnya membuka rahasia.
Kini, ketiga anaknya sudah tidak ada lagi yang di rumah. Anak pertamanya, Vidi Athena Dewi Legowo telah menikah dan tinggal di Jerman. Anak-anaknya yang lain, Dita Saraswati Legowo dan Brian Satya Gautamapun masih melanjutkan gelar Phd dan master-nya di Eropa. Meskipun begitu, Evita mengaku sampai saat ini masih semangat untuk menghabiskan waktu dengan memasak makanan kesukaan keluarga dan suaminya di akhir pekan.
"Minimal Sabtu atau Minggu saya sempatkan masak, biasanya sarapan, kayak bubur ayam atau lumpia, risoles dan martabak asin. Kalau saya dan suami suka tongseng kambing. Saya suka masakin, enggak ribet kok. Tapi jangan anggap saya rajin, saya kan orang kimia, masak bagi saya kayak nyampur-nyampurin. Saya juga masak untuk ngecek, bahwa saya masih wanita," tambah Evita yang mengaku ketiga anaknya tak ada yang tertarik mengikutinya berkarier di dunia migas.
Kenyataanya, membagi waktu antara karier dan keluarga diakui Evita memang tak selalu berjalan mulus. Karenanya, Evita berpesan kepada wanita dan suaminya yang telah berkomitmen membangun rumahtangga untuk selalu bersabar menghadapi perbedaan dan percekcokan yang mungkin terjadi.
"Boleh saja meniti karier, tetapi harus ingat bahwa kita wanita timur yang memiliki banyak tugas. Dia harus memilih, berkeluarga atau tidak, kalau berkeluarga, ya bagi waktu dengan baik. Karier tidak harus menghalangi orang bahagia di rumah tangga asal ada saling pengertian," tutupnya.
(Widi Agustian)