Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

SBY: PR Kita Masih Banyak

Iwan Supriyatna , Jurnalis-Kamis, 26 April 2012 |11:19 WIB
 SBY: PR Kita Masih Banyak
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, misi tantangan dan Pekerjaan Rumah (PR) 2012 dari segi ekonomi di antaranya perlu menjaga pertumbuhan perekonomian. Selain itu, keamanan APBN dan fiskal, dapat menciptakan lapangan kerja, percepatan infrastruktur, dan peningkatan pangan.

"Mari kita bereskan urusan kita di 2012 ini, sehingga kita dapat melunasi PR kita di 2012 ini," ungkap Presiden SBY, saat membuka Musrenbangnas, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (26/4/2012).

Presiden SBY menjelaskan, meskipun ada permasalahan dan tantangan yang perlu dijaga agar momentum pertumbuhan ekonomi tidak menurun, tentu memerlukan peningkatan kesejahteraan rakyat dan perlu adanya dukungan politik hukum dan keamanan. "Maka perlu adanya dukungan Polhukam," jelas SBY.

Selain itu, SBY menambahkan, pada 2013 perumbuhan ekonomi perlu ditingkatkan di 6,7 persen, agar kesejahteraan lebih meningkat lagi dan nantinya diharapkan akan tembus di kisaran tujuh persen.

Dalam Musrenbangnas 2012, Presiden juga menjelaskan permasalahan dan tantangan di bidang ekonomi 2012 serta solusinya. "Kita harus mengingat kembali strategi pembangunan ekonomi di antaranya propertumbuhan, prolapangan kerja, propengurangan kemiskinan, dan prolingkungan," ujar SBY.

Pada Pembukaan Musrenbangnas 2012 ini, presiden akan memberikan arahan kepada seluruh menteri, pimpinan lembaga, provinsi, dan kabupaten/kota untuk melaksanakan program dan kegiatan 2013 dengan sebaik-baiknya dalam mewujudkan prioritas nasional dan mempercepat kemajuan daerah.

Pada 2012 ini, tema Pembangunan Nasional Tahun 2013, meliputi Memperkuat Potensi Perekonomian Domestik bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat.    

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement