Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perdagangan Beras Antarpulau Masih Lesu

Rahmat Hardiansya , Jurnalis-Jum'at, 27 April 2012 |17:51 WIB
Perdagangan Beras Antarpulau Masih Lesu
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

MAKASSAR - Perdagangan beras antarpulau di Indonesia di kuartal pertama tahun ini masih berlangsung lesu, bahkan jauh tertinggal dibandingkan waktu yang sama tahun sebelumnya. Kejadian ini membuat, Bulog Sulsel lebih banyak melakukan penyimpanan cadangan beras dari total 180.267 ton realisasi prognosa di kuartal pertama.

Menurut Kepala Divisi Regional (Divre) Bulog Sulsel Tommy S Sikado, masih lesunya perdagangan beras antar pulau terjadi karena sejumlah daerah di Indonesia melaksanakan panen yang sama sehingga ketersediaan beras tetap ada. Hal ini berbeda dari tahun lalu, di mana Pulau Jawa mengalami musibah.

“Tahun lalu, Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Barat mengalami musibah banjir, sehingga sejumlah sawah tidak bisa melaksanakan panen, itu mendorong pedagang dari pulau Jawa memilih mengambil beras dari Sulsel, dan perdagangan antar pulau tinggi ditahun itu,” ujarnya, Jumat (27/4/2012).

Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Rahman Daeng Tayang juga melihat penurunan perdagangan antar pulau tahun ini. Alasan yang sama diutarakan Rahman, namun dia menilai kejadian itu tidak akan berlangsung lama, di kuartal kedua dan ketiga aktifitas perdagangan beras antar pulau akan kembali meningkat.

"Secara umum belum bisa diprediksi akan apa yang terjadi di kuartal kedua dan ketiga, namun masih adanya beberapa daerah di Indonesia yang belum melakukan panen, masih memungkikan adanya peningkatan perdagangan beras antar pulau di Indonesia, khususnya dari Sulsel keluar akan meningkat,” tuturnya.

Menurutnya, sejauh ini, walau perdagangan beras antar pulau tidak sehebat tahun lalu, namun tetap ada. “Intensitasnya tidak ke wilayah Jawa, namun ke bagian Indonesia Timur, seperti Papua dan Ambon, di daerah Papua dan Ambon masih ada beberapa yang melakukan panen, sehingga memilih membeli beras dari Sulsel,” ujarnya.

Rahman juga memuji Bulog Sulsel yang berani melakukan pembelian beras sebelum panen dengan harga normal, sehingga memicu terjadinya kestabilan harga beras dipasaran. “Ini tentu membuat perdagangan beras tetap stabil dengan harga sesuai NHP,” tandasnya.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement