Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Inflasi Bisa Seret Rupiah ke Rp9.200/USD

Yuni Astutik , Jurnalis-Kamis, 03 Mei 2012 |07:54 WIB
Inflasi Bisa Seret Rupiah ke Rp9.200/USD
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Tren menunjukkan inflasi pada Maret dan April cenderung kecil, bahkan berpotensi deflasi. Namun, inflasi April di luar perkiraan telah menekan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Valuta Asing David Summual memperkirakan, pelemahan tersebut bisa saja menggiring rupiah hingga level Rp9.200 per USD. "Hari ini sentimen yang beredar adalah jelang BI Rate. Pasar memperkirakan BI Rate ditahan 5,75 persen, hal tersebut karena inflasi April yang dinilai tinggi, biasanya deflasi," Katanya saat dihubungi Okezone di Jakarta, Kamis (3/5/2012).

David memprediksi, rupiah akan berada di kisaran Rp9.180-Rp9.210 per USD. Selain rupiah, David mengatakan beberapa mata uang regional juga akan mengalami pelemahan. "Mata uang Korea melemah, dolar Australia juga melemah," akunya.

Dia menjelaskan, menguatnya dolar AS memang mengacu pada situasi eksternal. Krisis yang terjadi di Eropa masih belum menunjukkan arah perbaikan telah mendominasi pergerakan rupiah terhadap dolar. "Dolar AS kondisi terakhir pada indeks cenderung menguat, kalau itu menguat, semua mata uang melemah," tandasnya.

Pada penutupan perdagangan sore kemarin, menguatnya data manufaktur di AS telah menekan pergerakan rupiah. Rupiah terpantau kembali tertekan mendekati Rp9.200 per USD.

Bloomberg mencatat rupiah melemah 9 poin, dan bercokol di Rp9.198 per USD, dari sebelumnya Rp9.191 per USD, dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.165-Rp9.208 per USD. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah bergerak flat di kisaran Rp9.193 per USD dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.147-Rp9.239 per USD.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement