 
                MEDAN - PT Pertamina (persero) mengaku belum semua BUMN menggunakan pelumas yang diproduksinya sesuai dengan penandatanganan kerjasama yang sebelumnya pernah dibuat.
"BUMN sudah komit, MOU dengan kementerian terkait penggunaan produk dengan tingkat kandungan dalam negeri 40 persen sudah ditandatangani. Namun memang unit-unit BUMN di lapangan yang belum menerapkannya secara maksimal. Padahal kalau ini terealisasi, dipastikan akan mampu mendorong peran pelumas dalam negeri hingga 70 persen. Hingga saat ini baru TNI/Polri yang operasionalnya secara keseluruhan menggunakan pelumas pertamina," tambahnya, di Medan.
Menurut Ibnu, sampai saat ini hanya TNI/POLRI yang sudah mengunakan pelumasnya. Namun, Ibnu menegaskan, bisnis pelumas ini ke depannya akan menjadi bisnis strategis. Hal ini karena nilai ekonomis yang sangat tinggi, di tengah biaya produksi yang relatif rendah. Saat ini, bisnis pelumas hanya berkontribusi di bawah satu persen pada bisnis migas nasional, tetapi ke depan hal ini bisa ditingkatkan.
"Infrastruktur industri pelumasnya kita sudah punya, bahkan satu-satunya perusahaan pabrikan pelumas yang memiliki fasilitas di Indonesia cuma kita. Banyak pabrikan pelumas malah menggunakan base oil kita lalu dikemas dan dijual kembali," lanjut dia.
Sementara itu, mengingat keterbatasan produk minyak mentah Indonesia yang terus menurun, Pertamina mengaku siap mengimpor bahan baku dari luar negeri jika kebutuhan akan pelumas menunjukkan pertumbuhan yang semakin baik.
"Ekspansi kita saat ini sudah mencapai Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Bahkan di Australia, kita terbilang pemain baru namun market share kita sudah empat persen. Kalau nanti terus meningkat dan kita kekurangan bahan baku, kita impor dari Singapura,” tandas dia. (gna)
(Rani Hardjanti)