JAKARTA - PT Elnusa Tbk (ELSA) mengaku dana internal perseroan sebesar Rp111 miliar yang tertahan di PT Bank Mega Tbk (MEGA) dapat menghambat pertumbuhan kinerja di 2012. Dana tersebut diakui sangat signifikan untuk memutar bisnis perseroan.
"Kami yakin, sepanjang 2012 ini akan tetap tumbuh dibanding tahun lalu. Namun dengan Rp111 miliar yang tertahan di Bank Mega, pertumbuhan kami jadi terhambat dari yang seharusnya," kata Vice President Corporate Legal Elnusa Imansyah Syamsuddin, dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu (27/5/2012).
Menurutnya, hal ini terjadi akibat banyak potensi kerugian yang didapat dari dana yang seharusnya bisa digunakan untuk mengerjakan sejumlah proyek. Elnusa pun harus mencari cara lain guna mencari tambahan pendanaan cepat dan lebih murah seperti melakukan {refinancing}.
Menurut Iman, untuk proyek hulu yang berada di darat saja, setiap hari Elnusa harus mengeluarkan investasi sebesar USD30 ribu-USD60 ribu per hari. Investasi lebih besar harus dikeluarkan untuk proyek offshore, yakni USD90 ribu-USD120 ribu per hari.
"Padahal, pembayarannya baru bisa dilakukan setelah tiga atau enam bulan kerja. Jadi banyak proyek yang seharusnya bisa diambil, tak bisa diambil," ujarnya singkat.
Sekadar informasi, pada 2011 lalu, setelah kasus pembobolan dana Elnusa di Bank Mega terungkap, manajemen Elnusa tak terlalu memusingkan hal tersebut karena mengganggap dana tersebut merupakan dana cadangan. Tapi, ternyata sejalan dengan banyaknya proyek yang didapat, dana cadangan tersebut pun tak ayal dibutuhkan perseroan.
"Banyak hal di luar perhitungan terjadi. Banyak proyek yang didapat dan terus terang ini membuat banyak klien merasa tak aman," tuturnya.