JAKARTA - Wacana penerapan zona waktu demi pasar modal, diimbau untuk tidak mengorbankan kepentingan warga negara Indonesia (WNI) secara umumnya.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjelaskan, penyetaraan zona waktu dengan pasar modal tidak memiliki korelasi. Dia menyebutkan, jika zona waktu disamakan demi pasar modal, artinya pemodal yang sebanyak 70 persen terdiri dari asing tidak memperhatikan kodrat masyarakat Indonesia.
"Kalau mau disamakan pasar modal sama waktu, bukanya dengan Singapura. Ya, pasar modalnya yang dibuka lebih cepat. Jangan karena pemodal, 200 juta rakyat Indonesia harus mengubah cara hidup," ungkap Jusuf Kalla di Gedung PMI Pusat, Jakarta, Selasa(29/5/2012).
JK mengatakan, cukup 2.000 pelaku pasar modal yang datang lebih awal, sehingga penyetaraan zona waktu tidak diperlukan lagi. "Pasar modal New York, London, Tokyo, Hong Kong tetap terbesar dan maju walaupun waktunya berbeda," terang JK.
JK meyakini, bahwa majunya pasar modal bukan karena waktu, tetapi kemajuan perusahaan yang listing.
(Widi Agustian)