JAKARTA - Perlambatan ekonomi di kawasan Eropa hingga saat ini belum berdampak terhadap investasi di dalam negeri. Direktur Deregulasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Natalia Ratna Kencana mengatakan, hal itu terbukti dengan melihat realisasi investasi selama triwulan I-2012 yang justru mengalami peningkatan dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Triwulan I belum kelihatan dampaknya krisis Eropa dan Amerika Serikat (AS). Tidak terlalu kelihatan sekarang. Tapi kalau berkepanjangan ada dampaknya," kata Natalia di Jakarta, Jumat (1/6/2012).
Untuk itu, kata dia, perlu dilakukan diversifikasi pasar. "Kita harus diversifikasi pasar baru. Kita juga harus antisipasi hal itu. Kita bersaing tidak hanya dengan negara tetangga, tapi negara-negara berkembang. Di satu sisi kita tidak hanya jadi pasar. Contoh Indofood bangun pabrik di Afrika Selatan," jelasnya.
Dia mengaku, pihaknya belum bisa meprediksi kondisi di triwulan II-2012. "Saya tidak bisa bicara karena evaluasi baru dilakukan di Juli. Bulan-bulan ini belum kita lihat dari Januari adem-adem saja," ungkapnya.
Sementara itu, Natalia menjelaskan,di 2014 mendatang, posisi Indonesia tidak lagi menjual bahan mentah. "Kebijakan pemerintah adalah nilai tambah. Posisi kita sekarang jual mentah. Di 2014 tidak lagi. Di 2025 kita sudah knowledge based. Tidak hanya sekedar jual barang, tapi juga jasa dan teknologi," ungkapnya.
Langkah itu, menurutnya, sudah dilakukan oleh Singapura. "Karena persaingan tidak hanya disitu. Singapura punya knowledge based tinggi," paparnya.
Terkait larangan ekspor bahan mineral mentah, harmonisasi aturannya, kata dia, saat ini masih dalam pembahasan. "Mengenai masalah jangka waktu izin usaha dan investasi. Dikoordinir oleh Menko. BKPM pikirkan tambang harus hati-hati karena punya rakyat. Bagaimana bisa hasilkan. Sebanyak-banyaknya untuk rakyat. Untuk sektor pertambangan investasi tidak kecil," jelasnya.
Dia menambahkan, sektor pengolahan tambang saat ini belum terlalu berkembang. "Jangan sampai kita punya banyak tapi dinikmati orang lain. Pengelola manufacturing tambang. Saat ini belum berkembang," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala BKPM Gita Wirjawan mengatakan bahwa realisasi investasi asing selama kuartal I-2012 mencapai Rp51,5 triliun. Menurutnya, jumlah itu sudah mencapai 24,9 persen terhadap total target investasi asing yang hingga akhir tahun ini dipatok sebesar Rp206,8 triliun. Bahkan, BKPM mencatat realisasi investasi sebesar Rp51,5 triliun tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
(Widi Agustian)