JAKARTA - Pemerintah mengungkapkan, pinjaman luar negeri pemerintah tidak akan bisa hilang. Saat ini pemerintah masih memiliki utang karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih defisit.
"Mulai enam tahun terakhir pinjaman luar negeri kita semakin berkurang, jadi kita tidak menambah pinjaman luar negeri," ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rahmat Waluyanto kala ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (29/6/2012).
Rahmat melanjutkan meski begitu dari sisi Surat Berharga Negara (SBN) akan terus bertambah. Hal tersebut dikarenakan APBN yang masih defisit dan SBN juga bisa digunakan untuk me-refinancing (pembiayaan kembali) pinjaman luar negeri tersebut.
"Seandainya APBN kita sudah surplus, tapi SBN tetap kita terbitkan sebagai benchmarking untuk obligasi korporasi dan obligasi lainnya," paparnya.
Selain itu, Rahmat menambahkan pinjaman luar negeri tersebut tidak akan pernah hilang dikarenakan seringkali sebuah insitusi memberikan pinjaman kepada Indonesia selalu disertai dengan technical assistence dan itu sangat berguna bagi Indonesia.
"Untuk pinjaman luar negeri, itu tergantung kebijakan pemerintah. Saya memperkirakan tidak akan hilang sama sekali, karena World Bank, ADB, IDB, mereka berikan pinjaman tapi dapat technical assistence untuk tangani isu-isu tertentu. Jadi memang kita sulit bebas dari utang," pungkasnya.
(Widi Agustian)