Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Eksportir "Harap-Harap Cemas", Ekspor Kopi Sumut Masih Melaju

Wahyudi Aulia Siregar , Jurnalis-Kamis, 20 September 2012 |18:17 WIB
Eksportir
Biji Kopi. (Foto: Dede Kurniawan/Okezone)
A
A
A

MEDAN - Aksi wait and see yang dilakukan sejumlah eksportir kopi di Sumatera Utara (Sumut) beberapa waktu terakhir, belum memberikan dampak cukup signifikan pada realisasi ekspor kopinya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut mencatat realisasi ekspor kopi sumut masih tumbuh sekira delapan persen pada Agustus lalu.

"Hingga akhir Agustus lalu, berdasarkan surat keterangan (SKA) yang kita terbitkan, kinerja ekspor kopi Sumut masih bergerak cukup positif dengan pertumbuhan sebesar 8,8 persen dibandingkan tahun lalu," ungkap Kepala Seksi Impor Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut Fitra Kurnia kepada Okezone, Kamis (20/9/2012).

Dia menambahkan, volume ekspor kopi Arabika di Sumut sampai Agustus telah mencapai 42.249 ton atau senilai USD263,832 juta. Diakuinya, pada paruh kedua tahun ini terbentuk tren pelemahan, namun karena kinerjanya cukup baik pada awal tahun, realisasinya masih mampu tumbuh.

Sementara itu petani kopi di Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Dormun Lingga mengaku harga kopi di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp15 ribu-Rp16 ribu per kilogram (kg). Harga ini terbilang menurun dibandingkan beberapa bulan lalu, yang sempat menyentuh angka Rp23.800 per kg.

"Kalau katanya harga di pasar dalam negeri turun, kita enggak tahu. Mungkin itu kerjaan para pengusaha. Kalau kita ini sekarang agak sulit. Karena harga turun, sore ini saja harganya masih Rp15 ribu, jauhlah dari kemarin yang sempat di atas Rp20 ribu. Itu karena permintaan dari pedagang sedikit, alasannya karena ekspor berkurang. Tapi ya bagaimana mau kita buat, terpaksa juga di jual. Daripada rugi kan. Apalagi mungkin bulan depan sudah panen lagi, kalau terlalu banyak disimpan, panen kita ke depan yang jadinya terancam," keluhnya.

Ekspor biji kopi Sumut paling banyak ditujukan ke Amerika Serikat (AS), Singapura, Kanada, Jerman, Jepang, Australia, dan Belgia. Sehingga sangat lambatnya pemulihan ekonomi di Eropa dan Amerika, sangat mempengaruhi kinerja ekspor kopi Sumut secara menyeluruh.

Adapun dengan kinerja di pasar lokal yang membaik, tentunya diharapkan petani juga diuntungkan dengan perbaikan harga, ironisnya hal tersebut belum terjadi. Peran pemerintah dalam mengintervensi harga jual di tingkat petani pun tentunya sangat dibutuhkan.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement