Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Percepat Penyerapan APBN & APBD Sebelum Terlambat

Fakhri Rezy , Jurnalis-Jum'at, 12 Oktober 2012 |13:55 WIB
Percepat Penyerapan APBN & APBD Sebelum Terlambat
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai Indonesia tengah memasuki momentum pertumbuhan ekonomi tinggi. Oleh karena itu, untuk mempercepat stimulus kebijakan fiskal, pemerintah diminta untuk memecahkan masalah-masalah pada penyerapan dana APBN dan APBD.  
"Kalau stimulus kita sangat baik, tapi konsumsi enggak diapa-apain akan tambah, sekarang tugas pemerintah mengakselerasinya," ujar Peneliti INDEF, Dzulfian Syafrian, di Badan Anggaran DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (12/10/2012).
 
Dzulfian mengatakan, penyerapan juga harus memperhatikan masalah dana-dana APBN dan APBD yang mandek di perbankan. Menurut dia, dana idle tersebut harusnya dapat digunakan dengan lebih baik.
 
"Sangat ironi dana-dana dikandangi (idle) di bank jadi penyerapan juga mohon diperhatikan. Kita sudah capek-capek utang, itu harus di bayar, maksudnya jangan sampai capek berutang tapi dimandaatkan (hambat) orang lain," kata dia.
 
Menurutnya, ketiga efektifitas kerangka tersebut akan menggiring pertumbuhan ekonomi dari investasi, karena efektifitas pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi terus bergerak, maka pertumbuhan Indonesia akan terus pada konsumsi.
 
"Sedangkan saat dunia recovery, di sini saja karena kita mengandalkan konsumsi terus. Padahal, dunia mengandalkan investasi dan perdagangan," ujar Dzulfian.
 
Dia melanjutkan, jika pemerintah tidak segera melakukan perbaikan, maka akan kehilangan momentum. Hal ini akan menyebabkan pemulihan dan ekonomi Indonesia menjadi terhambat.
 
"China pun sekarang sedang ada masalah demografi, ekonomi domestik dengan middle income growing karena kebijakan pertambahan penduduknya dampaknya mulai terasa usia lanjut mulai lebih besar dari produktif maka pertumbuhan di China terus menurun ini kesempatan bagi Indonesia," tukas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement