Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini BUMN yang Diduga "Diperas" DPR

Iwan Supriyatna , Jurnalis-Senin, 05 November 2012 |14:22 WIB
 Ini BUMN yang Diduga
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan terdapat dua nama dari tiga peristiwa yang melibatkan oknum DPR. Namun, Dahlan enggan menyebutkan nama-nama perusahaan BUMN yang diperas oleh oknum anggota DPR.

"Kalau hari ini saya tidak menyebutkan nama di depan Anda, karena saya menyerahkan kepada Badan Kehormatan (BK)," ujar Dahlan, seusai pertemuan dengan BK DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/11/2012).

Meski demikian, berdasarkan data dari Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), ada sejumlah BUMN yang memperoleh persetujuan Penyertaan Modal Negara (PMN).

Berdasarkan dokumen Kementerian BUMN, Menteri BUMN melalui surat No. S-579/MBU/2011 tanggal 31 Oktober 2011 telah menyampaikan usulan kepada Menteri Keuangan tentang alokasi dana PMN untuk BUMN strategis tahun anggaran 2012.

BUMN tersebut di antaranya, PT PAL Indonesia mendapatkan PMN sebesar Rp600 miliar, PT Pindad (Persero) Rp300 miliar, PT Dirgantara Indonesia (Persero) Rp400 miliar, PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Rp200 miliar, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Rp200 miliar, PT Garam (Persero) Rp100 miliar, dan PT Kertas Leces (Persero) Rp200 miliar.

Namun, sesuai dengan surat Menteri Keuangan No. S-318/MK.06/2012 tanggal 7 Mei 2012, alokasi dana PMN kepada BUMN strategis diberikan kepada PAL Rp600 miliar, PT Pindad Rp300 miliar, PT DI Rp600 miliar, PT IKI Rp200 miliar, PT Merpati Rp200 miliar, dan PT Garam Rp100 miliar. Sementara, Kertas Leces tidak mendapatkan PMN.

Beberapa nama BUMN tersebut, kemungkinan besar merupakan BUMN yang diperas oknum anggota DPR. "BUMN penerima PMN 2012 bukan 2013, yang diperas oknum anggota DPR," ujar Dahlan, beberapa waktu lalu di Jakarta.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement