JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan pihaknya berusaha tetap menjaga nilai stabilitas rupiah dengan instrumen yang ada. Langkah ini digunakan untuk memenuhi valuta asing dalam negeri.
"Kita akan menjaga stabilitas rupiah dengan berbagai instrumen yang ada. Jadi enggak perlu perubahan fundamental dari instrumen apa pun," ujar Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (25/1/2013).
Hartadi menambahkan, permintaan dan penawaran valas masih tertolong Balance Of Payment (BOP) atau neraca pembayaran Indonesia masih surplus. Hal ini, menurut Hartadi, berarti defisit ditransaksi berjalan masih bisa ditutup oleh capital account. Apalagi, Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dalam bentuk barang dan jasa sudah mencapai 85 persen.
"Namun, harus ada yang menjaga impor migas supaya tidak terlalu besar sehingga defisit current account akan membaik lagi dan kebutuhan valas di pasar terpenuhi," ungkapnya.
Hartadi juga menyebut, jika pasokan valas terpenuhi maka ekspor akan berjalan lebih lancar sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan sesuai target.