Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mendag Ajak Amerika Bahas Pembatasan Impor Holtikultura

Rizkie Fauzian , Jurnalis-Rabu, 30 Januari 2013 |13:11 WIB
Mendag Ajak Amerika Bahas Pembatasan Impor Holtikultura
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan akan mengajak pihak Amerika Serikat (AS) untuk berunding mengenai kebijakan pembatasan impor hortikultura dan turunannya yang dilakukan oleh pemerintah.

Sebelumnya seperti diketahui, dampak dari kebijakan pembatasan impor yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tersebut, telah berbuntut pada pengaduan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Gita juga mengungkapkan, dengan mengajak Amerika berunding mengenai hal ini, pihaknya bertujuan agar tidak ada permasalahan ricuh dan melahirkan permasalahan yang baru.‬

‪"Saya sudah menyampaikan pada pemerintah AS dan Indonesia, bila komitmen kedua negara tersebut harus kuat dalam menindaklanjuti pembatasan impor holtikultura," ujar Gita usai menghadiri acara Trade Conference 2013, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu(30/1/2013).

Amerika, menurutnya, memiliki pandangan berbeda pada kasus ini. "Maka pandangan inilah yang harus di luruskan agar tidak salah paham," imbuhnya.

Gita menuturkan, siap menuntaskan permasalahan tersebut dengan jalur diskusi dan musyawarah, karena pihaknya tidak mau berujung ada masalah. "Sedangkan jika posisi kita selalu dipertanyakan maka kita akan pertanggungjawabkan," ujarnya.

‪Kementerian Perdagangan telah menyiapkan sejumlah formasi untuk menghadapi tuntutan yang dilakukan oleh Amerika ke WTO mengenai aturan impor produk hortikultura dan turunannya.

‪Indonesia akan berhati-hati atas jawaban yang nantinya akan diberikan, karena Indonesia telah menjadi bagian dari komunitas internasional dengan keikutsertaannya dalam organisasi seperti APEC. Selain itu Indonesia juga akan menjadi tuan rumah dari acara organisasi tersebut.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement