BALI - Bahan baku proyek pengembangan Bandara Ngurah Rai yang kini telah 55 persen pengerjaannya hanya untuk menambah kualitas, dan bukan kuantitas.
"Bahan bangunan sebagian dari Indonesia. Yang jelas kita menambah kualitas saja. Kuantitas enggak," ujar Pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bal Yanus Suprayogi, saat mengunjungi proyek pengembangan Bandara Ngurah Rai, di Bali, Jumat (1/2/2013).
Desain bangunan pun, disebutkan Yanus, mengambil arsitek yang dianggapnya berpengalaman, arsitek yang ditunjuknya tersebut berasal dari Altiernam dan Endolexco.
"Untuk atap dari Kanada. Total baja 9.000 ton. Itu untuk Lantai 1 kedatangan, lantai 2 kantor, lantai 3 keberangkatan," jelasnya.
Di samping itu, Yanus menyebutkan, selain pengembangan gerbang, pihaknya juga tengah terfokus pada pembangunan promenant, dan pembangunan hotel.
"Selain gate kita bangun promenant. Lalu kita bangun hotel. Hotel itu anak usaha nantinya ada 219 kamar. Rencana bintang 5 minimal empat," tukasnya.
Mengenai anak usaha, Yanus menyebutkan terdapat empat anak usaha yang di antaranya bergerak dibidang airport hotel, properti, dan support.