Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Gagal Akuisisi Blok Venezuela

Dirut Pertamina: Kami Bukan Ember...

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Rabu, 27 Februari 2013 |19:06 WIB
Dirut Pertamina: Kami Bukan <i>Ember...</i>
A
A
A

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan menyebut perseroannya bukan ember yang sering bicara ngawur. Hal ini terkait kegagalannya mengakuisisi ladang migas di Venezuela.

"Nanti Pertamina bisa tidak dipercaya untuk mengakuisisi perusahaan lain. Jadi nanti mereka bilang Pertamina ember, padahal Pertamina bukan ember," ujar Karen, saat konferensi pers usai RUPS, di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Rabu (27/2/2013).

Karen menambahkan, selama ini pihaknya memilih tidak bicara terlebih dahulu terkait kegagalannya mengakuisisi blok di Venezuela. Hal ini untuk menjaga kepercayaan dunia internasional.

"Tidak benar Pertamina itu bungkam. Kita sudah tanda tangan lima Share Purchase Agreement (SPA) dan kita harus hormati karena ada legal implikasinya," tambahnya.

Karen menegaskan sudah menandatangani lima SPA. Namun dia masih merahasiakan negara mana saja yang sudah ditandatanganinya.

"Kami menunggu persetujuan negara setempat, sabar dulu," tegas Karen.

Karen menuturkan dalam akuisisi blok migas di negara lain, pihaknya akan menandatangani SPA dan baru masuk ke blok migas tersebut. Karena itu, pihaknya harus menunggu persetujuan pemegang saham dan persetujuan negara tersebut.

"Setelah ada SPA ada dua hal lagi yaitu persetujuan pemegang saham dan negara yang ingin kita masuk. Walaupun kita sudah SPA belum tentu kita bisa masuk. Empat SPA lain kami masih menunggu negara dan pemerintah setempat," tuturnya.

Sebelumnya, pertamina berencana mengakuisisi lahan migas tersebut sejak Juni 2012. Pertamina berniat mengakuisisi 32 persen kepemilikan saham Petrodelta, SA, Venezuela. Perusahaan migas pelat merah ini telah menandatangani SPA dengan Harvest Natural Resources Inc (HNR). Penyelesaian (closing) transaksi akan dilakukan setelah terpenuhinya beberapa prasyarat yaitu persetujuan pemegang saham Pertamina, persetujuan pemegang saham HNR, serta persetujuan dari pemerintah Venezuela.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement