SURABAYA – Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menghadiri pertemuan Indonesia Services Dialogue (ISD). Pertemuan tersebut mengambil tema Competitive Services: Unlocking Value Adding Potential for 21st Century Business.
Mendag sebagai pemimpin APEC 2013 menjelaskan mengenai tema utama APEC 2013 yaitu Resilient Asia Pacific, Enginee of Global Growth. Tiga prioritas utama pertemuan ini yaitu bagaimana menjaga pencapaian Bogor Goals yang berkelanjutan, bagaimana menjaga ekonomi global yang kesinambungan dan bagaimana mempromosikan konektivitas.
Di kesempatan yang sama Gita juga menyampaikan agenda besar yang ingin dicapai dalam Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-9 pada Desember 2013 khususnya mengenai peran Indonesia dalam memajukan perundingan Doha dan mendukung isu trade facilitation dan LDCs package.
Jasa, menurut Gita, merupakan komponen penting dalam ekonomi global terutama kontribusi jasa dalam perekonomian Indonesia yang dapat dilihat dari perannya sebagai pemberi nilai tambah dalam rantai nilai (value chain).
“Ada tiga hal yang dapat difokuskan dalam mengambil kebijakan yang mendukung posisi jasa sebagai nilai tambah dalam kegiatan produksi di Indonesia yaitu bagaimana jasa dapat mendukung rantai nilai, bagaimana mengambil keuntungan dari tingginya kecenderungan konsumsi di Indonesia dan bagaimana Indonesia dapat menciptakan lingkungan bisnis yang bersahabat (business friendly environment),” ujar Gita Wirjawan dalam siaran pers, Minggu (21/4/2013).
Gita menegaskan, bahwa untuk meningkatkan nilai tambah dalam rantai nilai (value chain) dapat dilakukan berbagai langkah untuk mendatangkan investasi baik dalam infrastruktur keras (hard) maupun lunak (soft). Namun, hal tersebut harus dibarengi dengan adanya penyusunan kebijakan perdagangan yang mendukung kegiatan perekonomian.
“Ini adalah perjalanan panjang dan memerlukan langkah kecil yang banyak. Namun, apa yang kita ambil hari ini merupakan langkah kecil dalam skema besar dan ini merupakan sebuah langkah kecil yang besar untuk memulainya,” tutup Mendag.