Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bawang Masih Mahal, Inflasi Sumut Tembus 0,7%

Wahyudi Aulia Siregar , Jurnalis-Rabu, 01 Mei 2013 |16:44 WIB
Bawang Masih Mahal, Inflasi Sumut Tembus 0,7%
A
A
A

MEDAN – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pergerakan harga di Sumatera Utara pada April lalu mengalami inflasi 0,7 persen. Jauh di bawah rata-rata inflasi nasional yang hanya 0,1 persen.

Inflasi tersebut dibentuk oleh agregasi pergerakan harga di empat kota dengan indeks harga konsumen di Sumut. Yakni Medan, Pematang Siantar, Sibolga dan Padang Sidimpuan, yang seluruhnya mengalami inflasi. Bahkan inflasi yang terjadi di empat kota tersebut, terbilang lebih tinggi dibandingkan kota-kota lainnya di Sumatera.

Seperti di Medan, dengan andil inflasi lebih dari 80 persen terhadap tingkat pergerakan harga di Sumut, Medan pada April ini mengalami inflasi 0,74 persen. Begitupula dengan Pematang Siantar yang mencapai 0,31 persen, Sibolga 0,74 persen dan Padang Sidempuan 0,81 persen. Padahal rata-rata inflasi di Sumatera hanya berada di angka 0,45 persen.

Kepala BPS Sumatera Utara Suharno mengatakan, inflasi yang cukup tinggi di Sumut didorong oleh naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat secara cukup signifikan. Khususnya di Medan yang memiliki peran paling penting dalam pembentukan inflasi di Sumut.

Di Medan, Inflasi sebesar 0,74 persen didorong oleh kenaikan harga bawang merah, tarif angkutan udara, upah pembantu rumah tangga, rekreasi, harga daging ayam ras, harga cabai merah dan tomat buah. Begitupula di tiga kota lainnya, dimana harga bawang merah, menjadi pendorong utama inflasi di tiap-tiap kota.

"Inflasi kita April ini memang terbilang cukup tinggi. Dari pemetaan yang kita lakukan, memang yang paling berkontribusi pada pembentukan inflasi ini adalah kenaikan Bawang Merah. Di Medan, andilnya mencapai 0,345 persen. Sementara di Pematang Siantar, mencapai 0,405 persen, Sedangkan di Sibolga dan Padang Sidimpuan, bawang merah masing-masing berperan 0,445 persen dan 0,539 persen," ujarnya di Medan, Rabu (1/5/2013).

Inflasi yang cukup tinggi pada April 2013 ini, menyebabkan laju inflasi kumulatif (April 2013 terhadap Desember 2012) di Sumatera Utara mencapai 3,25 persen. Sementara untuk inflasi tahunan Sumut telah mencapai 6,32 persen.

"Inflasi kita di Sumatera Utara secara tahunan, sudah mencapai 6.32 persen. Hampir mendekati target inflasi yang dibuat pada awal tahun kemarin, yang mencapai 6,5 persen. Inflasi tertinggi kita di Sibolga mencapai 6,67 persen, lalu diikuti Medan dengan 6.35 persen, Pematang Siantar 6.33 persen, dan Padang Sidimpuan 5.37 persen," paparnya.

Untuk diketahui, dari 16 kota IHK di Pulau Sumatera, 13 kota mengalami inflasi, di mana inflasi tertinggi terjadi di Padangsidimpuan sebesar 0,81 persen dan inflasi terendah terjadi di Palembang sebesar 0,04 persen. Sedangkan tiga kota mengalami deflasi, di mana deflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 0,48 persen dan deflasi terendah terjadi di Tanjung Pinang sebesar 0,01 persen.

Sementara secara nasional, dari 66 kota yang diamati, sebanyak 28 kota mengalami inflasi, di mana inflasi tertinggi terjadi di Padangsidimpuan sebesar 0,81 persen dan inflasi terendah terjadi di Kendari sebesar 0,01 persen.

Sedangkan 38 kota mengalami deflasi, di mana deflasi tertinggi terjadi di Maumere sebesar 1,20 persen dan deflasi terendah terjadi di Tanjung Pinang sebesar 0,01 persen. (wan)

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement