MEDAN - Badan Pusat Statitstik (BPS) Sumatera Utara mencatat, kinerja perekonomian Sumatera Utara di triwulan I-2013, mengalami kenaikan sekitar 2,04 persen jika dibandingkan periode berjalan di triwulan IV-2012. Kinerja perekonomian itu semakin baik, jika dibandingkan dengan kinerja perekonomian Sumut, pada triwulan I-2012 lalu, dimana laju pertumbuhannya, mencapai 6,14 persen.
Kepala BPS Sumut, Suharno mengatakan, peningkatan kinerja perekonomian ini, didorong oleh pertumbuhan hampir di seluruh sektor perekonomian, keciali sektor pertambangan dan penggalian, sektor industry pengolahan, sektor bangunan, sektor keuangan, sektor persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertanian, dengan peningkatan mencapai 6,55 persen secara kuartal, dan 5,93 persen secara tahunan. Diikuti oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel yang tumbuh 6,24 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada sektor industry pengolahan, yang mengalami kontraksi sebesar 2,1 persen.
"Jika dilihat dari pendapatan domestrik regional bruto (PDRB) terhadap harga konstan 2000, Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sebesar 6,14 persen. Lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, yang hanya 6,02 persen," ujar dia kepada wartawan, Senin (6/5/2013).
Suharno menambahkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, yang tercermin dalam struktur PDRB, didominasi oleh sektor pertanian, yang memiliki andil 22,26 persen. Diikuti oleh sektor industry pengolahan sebesar 21,19 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,45 persen.
Lalu peran sektor jasa-jasa yang juga cukup signifikan sebesar 11,13 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi 9,5 persen. Masih ada pula sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, yang berkontribusi 7,42 persen. Sementara untuk sektor bangunan 6,82 persen. Sedangkan untuk sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,33 persen, dan sektor listrik, gas serta air bersih sebesar 0,9 persen.
"Jika dilihat dari struktur pertumbuhan secara sektoral, kita memang masih sangat bergantung pada sektor pertanian. Sektor ini memiliki andil terbesar. Apalagi sektor ini terbilang masih tumbuh cukup memuaskan dibandingkan sektor industry pengolahan yang justru diluar ekspektasi pemerintah," tutupnya. (wan)
(Widi Agustian)