BALIKPAPAN - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) tengah menjajaki pembangunan pabrik baru pemprosesan crude palm oil (CPO) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pabrik ini nantinya memproses panen tandan buah segar (TBS) kebun plasma dan area lahan Astra Agro Lestari.
Direktur Area Borneo III PT Astra Agro Lestari Tbk Budi Utarto mengatakan saat ini pihaknya sedang mengkaji dan memetakan produksi tandan buah segar (TBS) milik perusahaan juga perkebunan plasma masyarakat.
"Kami menggandeng masyarakat setempat dan mempelajari bagaimana pola penjualan produksi TBS. Kami juga harus memastikan agar masyarakat memilih untuk menjual TBS nya kepada kami," ujarnya disela-sela Workshop Media Relations Area Borneo III, Balikpapan.
Dia mengatakan pemetaan perkebunan plasma juga diperlukan sebagai salah satu penambah bahan baku yang akan diproduksi menjadi CPO.
Pihaknya saat ini terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi yang saat ini mencapai 190 ton per jam.
Budi mengatakan pihaknya sedang mengkaji tingkat ekonomis produksi sawit petani plasma di daerah Penajam dengan lahan milih Astra. Idealnya satu pabrik peruntukannya memproses produksi 60 ton tandan buah segar (TBS) per hari.
"Dari kebun kita sendiri mampu memanen 120 ton TBS per hari. Sehingga nanti akan kami perhitungkan nilai ekonomis pembangunan pabrik dengan produksi TBS kebun inti dan plasma," jelasnya.
Rencananya, pabrik yang akan dibangun tersebut berkapasitas produksi 30–45 ton per jam yang akan berlokasi di wilayah Penajam Paser Utara. Saat ini terdapat dua anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk di wilayah Penajam Paser Utara yakni PT Waru Kaltim Plantations (WKP) dan PT Sukses Tani Nusasubur (STN). Kedua anak usaha tersebut memiliki luas areal perkebunan yang telah tertanam sekitar 12.000 hektare.
Dengan kapasitas pabrik saat ini, kata Budi, diperlukan sekitar 1.350 ton TBS per hari untuk mendukung produksi. Dirinya merinci ketika dalam kondisi produksi puncak, kebun inti mampu memproduksi 1.200 ton TBS dan sisanya berasal dari kebun plasma milik masyarakat.
Budi mengatakan industry kelapa sawit akan menjadi leading sector pertanian yang mampu menopang masa depan perekonomian negeri ini. Agro industri ini menjadi sorotan sebagai imbas persaingan dengan pangsa pasar dunia internasional.
"Produksi satu hektare sawit mampu menghasilkan 4,5 ton CPO sedangkan satu hektare kedelai dan bunga matahari hanya mampu menghasilkan 0,4 ton minyak yang jadi andalan Amerika dan Eropa. Jadi maklum saja kalau sector sawit menjadi perhatian dunia lain," tegasnya.
Diketahui, Area Borneo 3 membawahi enam perusahaan perkebunan sawit di Kaltim yakni wilayah Kutai Timur, Penajam Paser Utara dan perbatasan. Berdasarkan rencana produksi untuk wilayah Borneo 3 pada 2013 mencapai 905.621 ton tandan buah segar, 213.698 ton CPO dan 43.433 ton kernel.
"Rata–rata ada kenaikan sampai 40% dibandingkan dengan tahun lalu," tukasnya.
Tercatat, jumlah produksi di area Borneo 3 pada 2012 mencapai 371.585 ton tandan buah segar, 84.016 ton CPO dan 16.503 ton kernel. (wan)
(Widi Agustian)