Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Masih Atraktif Bagi Investor Asing

Fakhri Rezy , Jurnalis-Kamis, 16 Mei 2013 |10:27 WIB
Indonesia Masih Atraktif Bagi Investor Asing
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Penurunan outlook Indonesia oleh lembaga pemeringkat rating iternasional Standard and Poor's (S&P) menimbulkan ketakutan jika Indonesia akan mengalami perlambatan ekonomi.

Namun, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib basri mengklaim bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang pertumbuhannya masih akan mencetak angka tinggi.

"Saya masih menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang ekonominya cukup atraktif," kata Chatib Basri, kala ditemui di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang menurun dari 2012. Meski demikian dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut masih cukup baik, karena impor pada kuartal I sudah mulai berkurang.

"Memang betul turun secara year on year (yoy) tapi itu disebabkan pengeluaran belanja pemerintah masih kecil. Pada kuartal I-2013 kita harus melihat ini relatif defend," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, jika dibandingkan dengan negara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, investor pasti akan lebih memilih berinvestasi di Indonesia.

"Misalnya saja Amerika Serikat (AS) dan Brasil yang pertumbuhannya strugle (berkutat) di dua persen. Kalau saya jadi investor, saya akan pergi ke Indonesia karena pertumbuhan 6,02 persen," kata dia.

Chatib menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada 2012 memang yang paling tinggi sepanjang sejarah. Meski demikian, dia optimistis pertumbuhan Indonesia pada 2013 masih akan terjaga di kisaran enam persen. "Itu (tertinggi) karena faktor keberuntungan juga. Tapi saya optimistis pertumbuhan tahun ini masih bisa terjaga," tukas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement