Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menakertrans: Penyebab Longsor Tambang Freeport Harus di Investigasi!

Iman Rosidi , Jurnalis-Minggu, 19 Mei 2013 |18:00 WIB
Menakertrans: Penyebab Longsor Tambang Freeport Harus di Investigasi!
Menakertrans Muhaimin Iskandar
A
A
A

JAKARTA - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar hari ini menjenguk lima orang pekerja korban longsor di tambang PT Freeport yang tengah menjalani perawatan intensif di ruang Critical Care Unit (CCU) Rumah Sakit Premier Bintaro, Tangerang, Banten.

"Saya menyampaikan rasa duka sekaligus prihatinnya atas musibah yang menimpa para pekerja Freeport yang sebetulnya sedang mengikuti training rutin yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)," kata Menakertrans Muhaimin Iskandar usai mengunjungi korban di RS Premier Bintaro, Tangerang, Banten, Minggu (19/5/2013).

Setelah menengok lima pasien yang ditangani di rumah sakit itu, Muhaimin memastikan semuanya ditangani secara intesif .

"Pemerintah akan terus memantau, bila perlu saya akan ke Freeport untuk bersama membantu mempercepat evakuasi. Tapi saat ini ternyata lebih efektif ditangani langsung ahli- ahlinya." tegasnya.

Muhaimin menjelaskan berdasarkan data yang diperoleh sampai saat ini ada 38 orang yang menjadi korban dari peristiwa longsor pada Selasa 14 Mei 2013 lalu.

"Sekarang yang mesti diselamatkan sekitar 22 yang masih di dalam, kemudian meninggal 6 orang dan dirawat 10 orang yaitu 5 di Tembaga Pura, 5 di Jakarta," ujar Muhaimin

Muhaimin meminta penyelamatan yang cepat dan efektif bagi 22 korban yang masih tertimbun dalam longsor tambang itu. "Kami terus pantau, semua regu penyelamat akan diturunkan dengan kekuatan penuh dan menggunakan tenaga-tenaga ahli terbaik di Asia.  Saya minta Freeport total dalam penyelamatan 22 orang itu," ungkapnya.

Investigasi kasus longsor ini juga akan dilakukan secara serius untuk memastikan apa penyebabnya. "Ini (longsor) tidak boleh terjadi lagi, harus diinvestigasi sebab-sebab utamanya. Sehingga tidak lagi musibah semacam ini terulang dan harus diantisipasi oleh seluruh perusahaan pertambangan di Indonesia terutama pertambangan bawah tanah," tutur Muhaimin.

Baik pemerintah dan pihak perusahaan, kata Muhaimin, akan bertanggung jawab penuh terhadap santunan maupun biaya pengobatan para korban. Pemerintah akan memberikan santunan asuransi dari Jamsostek sesuai ketentuan yang berlaku.

"Kita juga bersama jamsostek memberikan santunan kepada korban dan keluarganya sesuai dengan hak-hak yang harus didapatkan oleh pekerja dan keluarganya," tukas Muhaimin. (wan)

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement