Emir Akui Jual Merek Garuda Sulit karena Pesawat Tua

JAKARTA - Kendati memiliki sejumlah kekurangan, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mempunyai cara sendiri untuk dapat membawa mereknya mewakili Indonesia, yakni untuk dapat bersaing di pasar lokal maupun pasar global.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (GIAA) Emirsyah Satar mengatakan, Garuda dapat bersaing di pasar hanya dengan memiliki spirit bangga menjadi Indonesia.

"Kekuatan Garuda itu, bangga menjadi Indonesia, karena dengan bangga itu yang enggak bisa dilakukan oleh airlines yang lain, sebab itu kita bangun (brand) Garuda Indonesia Experience," kata Emirsyah Satar saat acara Kebangkitan Nasional Kedua, Kebangkitan Merek Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin (20/5/2013).

Emir mengakui, awal mulanya menjual merek Garuda sangat sulit, karena semua hal negatif seakan-akan menempel di Garuda, mulai dari masalah service, pesawat tua, dan sejumlah hal lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Emirsyah mempunyai beberapa cara agar para penumpang atau pelanggang Garuda dapat lebih mengenal Indonesia dan dapat menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Cara tersebut, yakni dengan memberikan sound atau musik-musik khas Indonesia, menyajikan makanan Indonesia, membuat bangku peswat dengan motif batik, serta dari seragam pramugari yang bermotif batik.

"Indonesia kan terkenal keramah-tamahan, caranya dengan musik, makanan indonesia, dengan bangku motif batik, seragam pramugari bermotif batik," jelasnya.

Maka dari itu, Emirsyah mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat kaya namun hanya tidak memiliki packeging yang baik.

"Kita ini kaya, cuma tidak ada packaging-nya saja, ini yang kita lakukan, kita jual haritage, ecotourism, kita ini kaya, tapi packaging-nya saja yang belum ada," tutupnya. (wan)

(Widi Agustian)