JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih longsor. Hal tersebut seiring dengan turunnya nilai tukar yen Jepang terhadap sejumlah mata uang.
Menurut kepala riset Trust Securities, Reza Priyambada, di sisi lain rilis berita mundurnya jadwal pemberlakuan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turut menjatuhkan Rupiah.
"Dengan mundurnya rencana tersebut maka beban APBN yang ditanggung semakin berat dan dapat mempengaruhi laju trade balance Indonesia," tutur Reza di Jakarta, Rabu (29/5/2013).
Selain itu, Reza mengungkapkan saat ini laju dolar AS kembali menguat dengan ekspektasi penarikan stimulus karena mulai membaiknya data-data ekonomi AS. Dengan adanya ekspektasi ini, maka pasar semakin khawatir.
"Pelaku pasar melihat adanya ketidakpastian tersebut sehingga lebih memilih untuk melepas posisi," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)