JAKARTA - Perubahan kondisi perekonomian global telah menyebabkan implikasi langsung pada postur APBN jika tidak segera diperbaiki. Salah satu perbaikan yang harus dilakukan adalah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, asumsi makro ditandai dengan makin besarnya defisit cadangan negara dan meningkatnya inflasi. Salah satunya diakibatkan penurunan pendapatan dari ekspor.
"Terjadinya penurunan ekspor, sehingga kalau subsidi BBM tetap dibiarkan maka akan ada subsidi sebesar Rp279 triliun," kata Hatta di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/5/13).
Hatta menambahkan, untuk mengendalikan inflasi ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama menurutnya, pada sisi volatile food dari sisi demand and suplay harus seimbang.
"Kita berharap ada deflasi pada harga bahan pokok kalaupun inflasi itu sangat kecillah. Beras terutama yang paling penting cukup aman," Ujarnya.
Hatta mengatakan, akan memerintahkan bulog melakukan intervensi jika sewaktu-waktu terjadi ganguan pada beras karena saat ini stok beras bulog mencapai 2 juta ton.
Kedua, menjaga rupiah tetap aman. "Rupiah saya yakin akan menguat, jika DPR setuju dengan RAPBN kita," tambah dia.
Ketiga, menjaga logistik agar distribusi barang dapat berjalan lancar. "Banyak barang tersedia tapi logistik tidak tersedia terutama di daerah-daerahnya. Ini yang akan kita jaga agar tidak terjadi deflasi menjelang bulan puasa." Katanya.
Dengan melakukan ketiga hal tersebut menurut Hatta, maka inflasi pada bulan juni dapat dijaga. (wan)
(Widi Agustian)