LAMPUNG – Selain mengalami kenaikan nilai ekspor sebesar USD64,5 juta pada April 2013, perekonomian Lampung juga mengalami kenaikan impor mencapai USD133,7 juta, atau Rp1,3 triliun (kurs Rp9.808 per USD).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, kenaikan terbesar ada pada Minyak dan Gas (Migas) yang mencapai USD101,3 juta.
Kenaikan juga terjadi pada tiga golongan barang dari lima golongan barang impor utama yakni Pupuk yang naik USD18,6 juta, Biji-biji berminyak naik USD7,8 juta, dan Mesin-mesin pesawat mekanik yang naik USD4,3 juta.
Sedangkan dua golongan barang impor lainnya, ampas sisa industri makanan turun USD0,7 juta dan lokomotif serta peralatan kereta api tidak mengalami kenaikan.
"Naiknya nilai impor ini mencapai USD321,9 juta atau 71,08 persen dibanding Maret 2013 yang tercatat sebesar USD188,2 juta. Nilai impor ini lebih besar dibanding nilai ekspor yang hanya USD225,9 juta," kata Kepala BPS Lampung, Akhmad Jaelani, Selasa (4/6/2013).
Jaelani menambahkan, negara pemasok barang impor terbesar adalah Singapura yang mencapai USD95,7 juta. Kemudian Qatar memasok sebesar USD73,6 juta, dan Amerika Serikat sebesar USD42,5 juta.
"Sedangkan impor dari ASEAN mencapai 35,95 persen dan Uni Eropa sekira 1,57 persen," pungkasnya. (wan)
(Widi Agustian)