JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik negara (BUMN) menginstruksikan kepada tiga perusahaan BUMN, yaitu PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Bulog dan PT Pupuk Indonesia, untuk membeli lahan peternakan sapi seluas 1 juta hektare (ha) dengan nilai investasi sebesar Rp300 miliar.
Direktur Utama RT RNI (Persero) Ismed Hasan Putro mengakui, pembelian lahan peternakan tersebut lebih baik dilakukan secara konsorsium. Namun, hal itu berseberangan dengan keinginan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Kali ini saya berselisih ideologi dengan Menteri BUMN (Dahlan Iskan). Untuk masalah pembelian lahan peternakan, Pak Menteri minta para BUMN yang tertarik untuk membuat proposal. Tapi saya bilang, kita bikin konsorsium saja, jangan satu bikin proposal dan lainnya juga bikin," kata Ismed saat acara peluncuran produk daging sapi kemasan Raja Daging di kantor RNI, Kuningan, Jakarta, Rabu (26/6/2013).
Menurut Ismed, pembelian lahan peternakan dengan luas 1 juta ha tersebut, lebih baik dilakukan secara konsorsium, karena lebih rasional.
"Lebih senang konsorium, karena kekuatannya lebih baik dibandingkan perusahaan sendiri, konsorsium BUMN itu lebih rasional," tambahnya.
Namun, Ismed tidak ingin berkomentar lebih banyak, untuk menjelaskan kapan program pembelian lahan peternakan di Australia akan terealisasikan. "Kebutuhannya 300 miliar, realisasinya tergantung dari kementerian," tukas Ismed.
Diberitakan sebelumnya, guna menstabilkan harga daging sapi di Indonesia BUMN akan membeli 1 juta ha lahan peternakan sapi di Australia. Hal ini, diputuskan saat rapat koordinasi (rakor) ketahanan pangan di Bank Indonesia (BI).
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, BUMN akan menyiapkan tiga perusahaan yang akan membeli lahan peternakan sapi tersebut. Yakni PT Mega Eltra, Bulog, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
"Kita tadi memutuskan untuk membeli peternakan sapi di Australia, seluas satu juta ha," kata Dahlan kepada wartawan, belum lama ini.
(Rani Hardjanti)