JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik pasar Korea Selatan untuk produk makanan olahan. Lewat Asean-Korea Centre (AKC), pelaku usaha Indonesia dapat meningkatkan kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar.
“Kami berharap melalui kegiatan ini para pelaku usaha Indonesia akan semakin terbuka wawasannya dan dapat berinovasi serta meningkatkan kualitas produk-produknya. Para pelaku usaha juga diharapkan dapat menindaklanjuti hasil komunikasi yang telah dilakukan selama kegiatan business matching sehingga mampu memperluas jaringan pemasaran di dalam negeri maupun mancanegara,” ujar Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Gusmardi Bustami, Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Korea merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama bagi produk-produk Indonesia yang telah memiliki skema kesepakatan dalam bentuk ASEAN-Korea FTA.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor Indonesia selama lima tahun terakhir meningkat dari USD137 miliar pada tahun 2008 menjadi USD190 miliar pada tahun 2012, dengan tren kenaikan rata-rata 12,88 persen.
Sementara, hingga Juni 2013, nilai ekspor Indonesia sudah mencapai USD91 miliar, dengan 10 negara terbesar tujuan ekspor yaitu China, Jepang, Amerika Serikat, India, Singapura, Malaysia, Republik Korea, Thailand, Belanda dan Taiwan.
Khusus untuk produk makanan olahan, nilai ekspor Indonesia ke dunia terus mengalami peningkatan dengan tren pertumbuhan sebesar 15,59 persen.
Begitu pula dengan nilai ekspor makanan Indonesia ke Korea juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2008 hanya mencapai nilai USD36,7 juta, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi USD66,2 juta atau dalam periode lima tahun telah terjadi peningkatan sebesar 80,4 persen.
(Widi Agustian)