Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

"Kenaikan Harga Kedelai Harusnya Jadi Berkah"

Hendra Kusuma , Jurnalis-Selasa, 10 September 2013 |17:18 WIB
Ilustrasi. (Foto: Koran SI)
A
A
A

JAKARTA - Awal September 2013, harga kedelai kembali mencapai rekor tinggi dengan harga Rp9.500 bahkan di beberapa daerah ada yang menembus Rp10.000 per kilogram. Kenaikan harga kedelai saat ini, lebih dipicu oleh gejolak depresiasi rupiah.

Direktur INDEF Enny Sri Hartati mengatakan, Indonesia memang sudah mengalami ketergantungan terhadap pasokan kedelai impor. Kebutuhan konsumsi kedelai Indonesia lebih dari 70 persen dipenuhi dari impor.

"Jika terjadi gangguan di negara produsen maupun yang terkait dengan faktor eksternal, termasuk depresiasi nilai tukar, tentu akan berdampak pada stabilitas harga kedelai domestik," ucap Enny kepada wartawan di Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa (10/9/2013).

Dia menjelaskan, berdasarkan hasil analisis kajian singkat dan cepat (quick response) tim Indef terhadap polemik kenaikan harga kedelai. Enny menyebutkan adanya persoalan fundamental, di mana peningkatan produksi dan swasembada kedelai hanya sebatas wacana, dan tidak ada upaya konkret untuk peningkatan produksi dalam negeri.

"Tren harga kedelai di pasar internasional sebenarnya relatif stabil, pada Agustus 2013 harga kedelai di pasar Internasional menurun dari USD557,40 per ton pada Juli menjadi USD523,63 per ton," jelasnya.

"Demikian juga pada Juni-Agustus 2012 rata-rata kenaikan harga kedelai di pasar internasional hanya sekitar 7 persen. Namun, pada saat yang bersamaan di Indonesia mencapai 30 persen," sambungnya.

Oleh karena itu, dia menilai pemerintah selalu berlindung pada permasalahan keterbatasan lahan dan rendahnya produktivitas kedelai lokal. Padahal, banyak lahan petani yang dibiarkan menganggur karena tidak ada insentif pendapatan.

"Akibatnya, kenaikan harga komoditi kedelai yang seharusnya menjadi berkah bagi petani yang berada di negara agraris, malah menjadi malapetaka," tutupnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement