JAKARTA - Pendangkalan Terusan Suez di wilayah Mesir menjadi salah satu penyebab impor kedelai terhambat dan menyebabkan kelangkaan di dalam negeri.
“Ada masalah transportasi. Saya dapat kabar bahwa terusan Suez mendangkal dan adanya konflik di Timur Tengah malah membuat ketersediaan kapal dan kontainer terganggu,” kata Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi, dikutip dari Antara, di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Dua faktor membuat kapal pengangkut terpaksa memutar hingga ke Tanjung Harapan dan berakibat pada keterlambatan selama tiga minggu.
Oleh karenanya, dia menilai permasalahan transportasi menjadi kendala terbesar dalam menjaga stok kedelai di dalam negeri. Minimnya pasokan kedelai, juga lantaran Bulog tidak melakukan importasi pada tahun lalu. Akibatnya, impor kedelai sepenuhnya dilakukan oleh swasta.
Kendati demikian, bukan berarti Indonesia sama sekali tidak memiliki stok kedelai. Sejumlah daerah yakni Jawa Timur dan Banten telah mulai kedatangan kedelai yang diharapkan mampu menormalkan stok jelang Ramadhan.
“Tahun ini kita akan coba untuk melakukannya. Namun demikian kalau saya melakukan saat ini paling cepat kedelai baru datang 1-1,5 bulan lagi karena memang belum ada,” ucapnya.
Adanya kendala dalam importasi kedelai tersebut, dikatakannya telah disampaikan kepada Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gapoktindo). Bulog pun berencana mencoba sistem impor baru agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
Minimnya stok kedelai turut disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo). Hidayatullah Suralaga dalam siaran persnya (28/12/2023) lalu. Berdasarkan catatannya distribusi kedelai sempat terganggu pada awal Desember, namun pelaku usaha telah berusaha mempercepat kedatangan kedelai.