JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Provinsi DKI Jakarta dalam pembangunan empat bendungan yang terletak di hulu Kali Ciliwung. Kerjasama ini terjalin dalam bentuk mengurangi debit air yang masuk ke Jakarta.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, dalam kerjasama membangun empat bendungan ini memerlukan nilai investasi sekira Rp1,2 triliun. Dirinya menyebutkan dana investasi difasilitasi oleh pinjaman komersial dan dana korporasi.
Dahlan menambahkan, dari kerjasama ini komposisi saham BUMN lebih tinggi 2 persen dengan kepemilikan saham 50 persen dari kepemilikan saham BUMD yang hanya 49 persen.
"Sahamnya 51:49, 51 persen BUMN, 49 persennya BUMD. Kemarin saya minta 50-50 supaya adil. Tapi di perusahaan, 50-50 itu sering dalam kasus, Pak Jokowi juga tahu kalau ada suatu masalah enggak bisa dipecahkan nanti proyeknya terlantarkan, proyeknya macet," ucap Dahlan di Kantor Gubernur Jakarta Joko Widodo, Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (2/10/2013).
Dahlan mengungkapkan, dalam pembangunan empat bendungan ini nantinya akan mengalami sedikit pembebasan lahan. Dia menuturkan dengan dibangunnya empat bendungan ini nantinya mampu mengurangi banjir Jakarta sebesar 20-30 persen.
"Tadi pak Gubernur sudah menyampaikan mengurangi banjir 20-30 persen. Kemudian airnya daripada dibuang ke laut, untuk air minum warga Jakarta yang tiap tahun yang keperluan air minumnya menginkat," tambahnya.
Akan tetapi, Mantan Dirut PLN ini belum bisa mengungkapkan lokasi bendungan air tersebut dibangun. "Lokasinya masih rahasia, karena masih ada sedikit pembebasan lahan, kamu tanya sama Hutama Karya saja," tutupnya.
Dapat kita ketahui, kerjasama tersebut akan dilaksanakan oleh PT Hutama Karya (Persero) yang mewakili BUMN dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), sedangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diwakili oleh Badan Usaha Milik Daerah yaitu Pembangunan Jaya dan PAM Jaya.
Proyek ini merupakan proyek investasi yang akan dilakukan oleh joint venture PT Hutama Karya (Persero), PT PPA (Persero) dan PT Pembangunan Jaya. Pengembalian investasi proyek ini direncanakan dari bisnis SPAM (Sistem Pengelolaan Air Minum), di mana PAM Jaya sebagai offtaker yang akan didistribusikan kepada konsumen di wilayah Jakarta.
(Widi Agustian)