 
                JAKARTA - Pengamat ekonomi Tony Prasetiantono mengatakan, melambatnya pertumbuhan ekonomi dikarenakan kepercayaan konsumen mulai melemah. Hal tersebut sebagai kesadaran konsumen akan krisis.
"Konsumen mulai menyadari datangnya krisis, yang ditandai dengan perlambatan ekonomi China, AS dan Eropa," ujar Tony melalui pesan singkatnya kepada Okezone, Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Tony mengatakan, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah juga mendorong konsumen lebih berhati-hati dalam belanja. Membuat investor memilih bersikap wait and see sampai situasi stabil.
"Inilah yang menyebakan konsumsi melambat sehingga pertumbuhan ekonomi melemah ke level 5,6 persen," ujar Tony.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2013 naik menjadi 5,62 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Suryamin menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dari triwulan II ke III cukup signifikan, di mana pertumbuhan ekonomi pada triwulan II sebesar 2,96 persen. Adapun penyebabnya yakni pada Juni terjadinya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta adanya BI Rate yang meningkat hingga 7,25 persen.(rez)
(Widi Agustian)