Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Garmen & Tekstil RI Punya "Taring" di ASEAN

Marieska Harya Virdhani , Jurnalis-Rabu, 04 Juni 2014 |17:46 WIB
Garmen & Tekstil RI Punya
Buruh tekstil. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Industri tekstil dan industri garmen adalah bisnis besar dengan potensi ekspor yang luas dan memiliki pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi perkembangan ekonomi negara-negara di kawasan ASEAN. Saat ini Indonesia menguasai sekitar 2 persen dari perdagangan tekstil dunia.
 
Seiring perbaikan ekonomi di pasar ekspor tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, nilai ekspor tekstil Indonesia akan mencapai USD13,3 juta pada tahun ini, meningkat lebih dari 5 persen dibanding tahun lalu. Dengan produksi untuk memenuhi kebutuhan populasinya yang mencapai 240 juta penduduk, dan juga pasar dunia, industri tekstil Indonesia siap untuk berkembang.
 
Pada penyelenggaraan pameran GFT (Garment Manufacturing) tahun ini, yaitu pameran terlengkap di kawasan ASEAN untuk permesinan, peralatan, material, dan asesori untuk produksi garmen dan tekstil, menawarkan berbagai ide kreatif bagi para produsen yang ingin meningkatkan dan menambah nilai bagi usaha mereka.

Terlepas dari mesin dan teknologi tercanggih dalam industri tekstil dan industri garmen, GFT 2014 menekankan berbagai kreativitas dan desain melalui teknologi digital dengan menghadirkan digital printing oleh Mimaki, Roland, MS, Epson, Konica, mesin bordir dan menjahit dari Toyota, Brother and Barudan; penggunaan mesin laser cutting dan pattern cutting, dan lainnya.
 
Para produsen akan dapat mengamati demonstrasi langsung dari mesin dan mencermati bagaimana perangkat tersebut mampu meningkatkan nilai bagi pengusaha. Project Director Reed Tradex, Suttisak Wilanan menggambarkan pasar tekstil dan garmen Indonesia sebagai bagian penting industri tekstil dan garmen ASEAN. Pemulihan yang stabil dari pasar ekspor utama di Amerika Serikat dan Eropa selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa produsen Indonesia siap untuk melakukan ekspansi dan tengah mencari teknologi produksi yang ditingkatkan dan peningkatan efisiensi untuk bersaing di pasar dunia.
 
GFT biasanya dikunjungi oleh sekitar 50 pengusaha dan produsen dari Indonesia setiap tahunnya. Tahun ini kami menargetkan pengunjung dari Indonesia meningkat 20 persen, seiring semakin sadarnya para produsen tentang bagaimana komprehensifnya acara ini. “GFT menawarkan mesin dan teknologi pemintalan, tenun, pencelupan, pencetakan hingga mesin finishing, mesin bordir hingga mesin rajut, mesin jahit dan mesin cutting, sistem penyetrika, peralatan laundry, CAD/CAM dan kain, serta aksesoris pakaian,” ungkapnya dalam keterangan tertulis kepada Okezone, Rabu (04/06/2014).
 
Di samping mesin, pengunjung akan menemukan berbagai perlengkapan dan aksesori untuk garmen dan tekstil dari perusahaan. Suttistak menambahkan GFT juga menampilkan peluang yang baik bagi jaringan bisnis antara komunitas pengusaha tekstil dan garmen karena keterlibatan asosiasi industri dari lebih 10 negara dengan lebih dari 200 pelaku usaha dari antara lain Bangladesh, India, Malaysia, Myanmar dan Vietnam.  GFT 2014 akan diselenggarakan pada tanggal 26 - 29 June 2014 di BITEC, Bangkok.
 
“GFT dan GMS 2014 akan dihadiri lebih dari 16.500 pelaku industri dalam dan luar negeri yang hadir untuk membentuk jaringan dengan 250 merek terkemuka dari 25 negara bersama dengan 500 eksekutif yang akan menghadiri ASEAN Garment dan Textile Summit,” tutupnya.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement