Sofyan Basyir, Posisinya Makin Kuat

Trust, Jurnalis
Selasa 18 Desember 2007 14:53 WIB
Share :

JAKARTA - Ketika Menneg BUMN menunjuk Sofyan Basyir menggantikan Rudjito sebagai Dirut Bank Rakyat Indonesia, 16 Mei 2005, banyak orang yang meragukan kemampuannya.

Maklum, Sofyan "hanyalah" mantan Dirut Bank Bukopin, yang "kastanya" jauh di bawah BRI. Naiknya Sofyan bahkan diperumpamakan sebagai sopir mikrolet yang naik pangkat mengemudikan bus kota. Tidak pas dan berisiko.

Ada juga yang mengatakan Jusuf Kalla merupakan faktor utama naiknya pria ini di kursi nomor satu di BRI. Seorang sumber bercerita, JK, yang Wakil Presiden itu, merasa berutang budi kepada Sofyan. Pria inilah yang menyelamatkan muka Muhammadiyah akibat kasus di Bank Persyarikatan Indonesia (BPI).

Kala itu, melalui Bukopin, Sofyan menginjeksi modal BPI sehingga bank itu urung ditutup oleh Bank Indonesia. Kabar tersebut, memang, belum tentu 100 persen benar. Namun, kedekatan Sofyan dengan Jusuf Kalla, rasa-rasanya sulit dibantah.

Contohnya, dalam penyaluran kredit monorel. Ketika banyak bank ogah memberikan pembiayaan, BRI tampil paling depan. Di luar isu-isu nan politis, kemampuan Sofyan dalam mengendalikan BRI, ternyata, tak bisa dianggap remeh.

Sejumlah indikator menunjukkan, pamor BRI makin mengilap. Dari sisi aset misalnya. Dalam tiga tahun ini, kekayaan BRI meningkat 45 persen atau sekitar 15 persen per tahun. Angka itu jauh di atas pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya delapan persen per tahun.

Kredit yang disalurkan BRI juga melaju kencang. Sampai September lalu, jumlahnya telah mencapai Rp105,5 triliun atau 39 perseb lebih tinggi ketimbang akhir 2005 sebesar Rp75 triliun. Selama tiga tahun terakhir, BRI juga mampu menjaga net interest margin (NIM) di level paling atas, 11 persen.

Dampaknya, laba bersih perseroan juga relatif stabil. Sampai kuartal III-2007, keuntungan BRI mencapai Rp 3,6 triliun. Jumlah itu tentu akan semakin membesar di akhir tahun.

Tahun depan, Sofyan berencana membesarkan pangsa pasar konsumer. Salah satu caranya, membuka kantor cabang baru, terutama di Jakarta. Jumlahnya sekitar 30 kantor. "Kalau di seluruh Indonesia kami akan membuka 200 kantor baru," ungkapnya.

Saat ini, BRI memiliki sekitar 5.000 kantor, 2.300 di antaranya sudah online. Sofyan optimistis bisnis BRI akan terus membaik. Mulai awal tahun depan, BRI Syariah bakal beroperasi. Dengan potensi pasar yang cukup besar, entitas baru ini diyakini bisa memberikan kontribusi besar bagi bisnis perseroan.

Terlebih lagi jika rencana pengalihan dana haji ke bank syariah terwujud. Kabarnya, BRI menjadi salah satu bank yang akan mendapat prioritas untuk menampung dana-dana itu mulai 2008. Jadi, makin kuatlah posisi Sofyan.

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya