Angka Pengangguran Jadi Ancaman

Wisnoe Moerti, Jurnalis
Selasa 19 Oktober 2010 08:02 WIB
Ilustrasi
Share :

JAKARTA - Laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang cepat setiap tahunnya dapat memberikan ancaman untuk menciptakan pengangguran baru.

Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Dedy Masykur Riyadi mengatakan, data yang dilansir Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang menyebutkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49 persen per tahun atau di atas proyeksi pemerintah yang menetapkan di kisaran 0,74-1,18 persen per tahun menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.

“Persoalannya tidak sebatas jumlah penduduk saja, tapi yang jadi soal adalah ketenagakerjaan. Imbasnya akan ke sana,”kata Dedy di Jakarta.

Bappenas,kata dia,sudah memprediksi bahwa laju pertumbuhan penduduk akan melebih proyeksi yang ditentukan sebelumnya.Hasil kajian yang dilakukan oleh Bappenas pada tahun 2005,menunjukkan fenomena terjadinya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.

Saat itu, sudah diprediksi bahwa realisasi pertumbuhan penduduk akan lebih tinggi dibanding proyeksi pemerintah. Dia tidak menampik kemungkinan jumlah pengangguran akan bertambah banyak seiring meningkatnya jumlah penduduk dan usia produktif.

“Pada tahun 2014 dan 2015, dalam istilah kependudukannya disebut window soft opportunity di mana saat itu usia produktif sangat tinggi,”kata Dedy.

Akibatnya, pemerintah perlu bekerja keras untuk mengimbanginya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.Jika hal ini tidak dilakukan sejak sekarang,maka angka pengangguran akan membeludak dan diyakini akan mengganggu perekonomian di Indonesia. Dia mengatakan, pemerintah harus mendorong penciptaan peluang kerja,khususnya untuk sektorsektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Sektor industri, lanjut dia, diyakini mampu menjawab tantangan tersebut.

“Kegiatan industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja menjadi tantangan dan harus menjadi perhatian sejak sekarang.Ini salah satu fokus pemerintah soal pro job,” singkatnya.

Dedy menilai,salah satu penyebab lonjakan pertumbuhan penduduk adalah kurang efektifnya program keluarga berencana (KB) yang sebetulnya didesain untuk meminimalisasi laju pertumbuhan penduduk.

Lonjakan pertumbuhan penduduk,diakui makin sulit dibendung dan dikendalikan karena pemerintah belum memiliki skema lain yang diyakini mampu menahan pertumbuhan penduduk. “Dulu ada transmigrasi,tapi juga tidak berhasil.Satu-satunya cara hanya lewat revitalisasi KB.Kita sudah tidak bisa memaksakan orang untuk KB seperti dulu,”ujarnya. 

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya