JAKARTA - PT Asuransi Astra Buana telah membukukan premi sebesar Rp1,3 triliun pada semester I-2011. Premi ini tumbuh sebesar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Premi total kita semester pertama 2011 mencapai Rp1,3 triliun," kata Marketing Group Head Commercial Business Asuransi Astra, Christopher Pangestu di kantornya, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (11/8/2011) malam.
Dia menjelaskan, pada 2011 ini pihaknya menargetkan preminya tumbuh 15 persen, atau sekira Rp330 miliar dari pencapaian 2010 lalu yang sebesar Rp2,2 triliun. "Jadi Juni ini kita sudah capai 50 persen (dari target)," tambah dia.
Perusahaan yang juga mengusung brand untuk asuransi kendaraan bermotor Garda Oto ini menjelaskan, jika sebagian besar dari premi tersebut berasal dari asuransi kendaraan bermotor hingga mencapai 70 persen.
Pada 2010 lalu, Asuransi Astra membukukan premi bruto sebesar Rp2,2 triliun, dengan pendapatan underwriting sebesar Rp649,7 miliar. Sementara laba bersih setelah pajak tercatat Rp612,64 miliar.
Genjot Asuransi Tambang
Di sisi lain, Asuransi Astra juga berniat menggenjot pertumbuhan kinerja asuransi tambang. Untuk itu, asuransi ini menargetkan pertumbuhan premi asuransi untuk sektor tambang bisa mencapai Rp250 miliar pada 2011 ini.
Sebagai perbandingan, dia mengatakan, jika premi untuk sektor tambang ini mencapai Rp220 miliar pada 2010 lalu. "2010 itu premi tambang mencapai Rp220 miliar. Tahun ini kita targetkan mencapai Rp250 miliar, tapi semoga bisa mencapai Rp270 miliar," jelasnya.
Dia mengatakan, besarnya premi ini tergantung atas situasi dan kondisi kontraktor serta tambang terkait. Dia menuturkan, ada premi untuk tambang yang nilainya
mencapai USD1 juta per unit. "Biaya klaimnya juga besar, ada yang mencapai ratusan miliar rupiah," ungkap dia.
Sementara premi untuk alat berat (heavy equipment), dia menargetkan tumbuh sebesar 15-20 persen pada 2011 ini dibandingkan realisasi 2010 yang mencapai Rp203 miliar. "Kalau pertumbuhan premi untuk alat berat mungkin mencapai 15-20 persen," jelasnya.
Sedangkan untuk sektor energi (oil and gas), preminya ditargetkan akan tumbuh sekira 10-15 persen dari perolehan 2010 yang sebesar Rp22,86 miliar. "Oil and gas tahun ini semoga bisa tumbuh 10-15 persen," imbuhnya.
Untuk meningkatkan kinerjanya di sektor migas, perseroan pun telah menjalin kerja sama dengan otoritas hulu migas, BP Migas bersama dengan sekira enam perusahaan asuransi lainnya.
Sekarang ini, dia mengklaim telah mengkover beberapa blok migas di Indonesia. "Kita juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan reasuransi di luar negeri untuk oil dan gas ini," ungkap dia.