JAKARTA - Bagi Anda yang ingin memulai berinvestasi di pasar saham, mungkin tahun ini tahun yang tepat, bagi yang sudah memiliki portofolio di saham pun ada baiknya untuk menambah porsinya. Ini dikarenakan return investasi di saham tahun ini akan tumbuh antara 20-25 persen.
"Saya sangat bullish dengan keadaan ini. Indonesia sedang berada dalam keadaan yang baik dan saya yakin indeks akan bisa menyentuh 4.500-4.600 dengan return (saham) antara 20-25 persen," ungkap CEO Syailendra Capital Jos Parengkuan dalam presentasinya di Hotel JW Marriot, Jakarta, Selasa (1/2/2012).
Dalam pandangannya, pasar saham di Indonesia, merujuk pada fundamental ekonomi yang kuat akan menunjukkan keperkasaannya. Bila pasar saham bergejolak seperti beberapa waktu lalu, hal ini hanya berlangsung beberapa waktu saja.
"Kalau melemah, itu semata-mata karena Uni Eropa, fundamental kita sangat kuat. Rating kita naik, capital inflow dan inflasi terjaga," lanjut dia.
Syailendra Capital di tahun Naga Air ini, bahkan sudah memprediksi saham-saham unggulan yang harganya akan terus menanjak dan diburu investor.
"2011 lalu, performance saham paling buruk ada di sektor infrastruktur, mining (pertambangan), bintangnya adalah automotif. Situasi kelihatannya akan berubah, tahun ini saham di sektor komoditas kelihatannya akan rebound," tambah dia.
Manager-manager investasi dan broker, menurut dia, akan terus menambahkan porsi saham komoditas dalam portofolionya seperti consumer, properti, jalan tol, konstruksi dan lainnya. Sebaliknya, investor juga disarankan mengurangi porsi saham-saham tertentu seperti bank dan telekomunikasi.
"Kalau banking (saham), justru rekomendasi kami dikurangi (porsi kepemilikan sahamnya). BI konsisten agar bank mengurangi landing rate, sementara kalau dilihat balance sheet bank LDR dan CAR-nya sudah tertekan. Apalagi pertumbuhan kredit yang sudah mencapai 25 persen, saya agak kurang yakin kalau ini tidak bisa dilakukan," jelasnya.
Syailendra Capital, juga menyarankan saran bagus untuk Anda. Di saat pasar saham turun, kebanyakan investor akan mengurangi portofolio investasi sahamnya, hal ini berkebalikan dengan saran Syailendra.
"2011 lalu, di Indonesia pasar saham turun sehingga investasi dikurangi dan begitu juga sebaliknya. Ini kita harus hati-hati, karena seharusnya saat pasar turun dan fundamental baik, itulah saat kita perbesar alokasi masuk saham," sarannya.
(Widi Agustian)