BALIKPAPAN - Total Indonesie selama tiga bulan akan melakukan peremajaan jaringan pipa sepanjang 23 km di kawasan North Processing Unit (NPU) di perairan Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Selain itu, Total juga akan melakukan serangkaian uji seismik di kawasan seluas 580 km persegi di utara sumur gas Tunu dan Bekapai di Delta Mahakam guna menemukan cadangan-cadangan baru energy.
Dua hal penting itu dilakukan Total Indonesia untuk mempertahankan level produksi 480 ribu BOE (barrel oil equivalen, barel setara minyak) kondensat. Total sudah beroperasi di Blok Mahakam sejak 1968 silam.
"Kegiatan restorasi pipa kita mulai April hingga Juni. Sedangkan uji seismik akan berlangsung selama dua tahun, kami mulai Oktober atau November tahun ini," ungkap Wakil Presiden Eksekutif bidang Operasi Total Indonesie Hardy Purnomo, usai kunjungan ke lokasi Total Indonesia, akhir pekan ini.
Menurutnya, peremajaan jaringan pipa rata-rata berusia 20 tahun. Kegiatan ini bagian dari kelangsungan keamanan operasi sehingga tidak harus menunggu ada kejadian.
"Jadi kami tidak menunggu ada pipa bocor baru menurunkan tim untuk memperbaiki, akan sangat mahal biayanya bagi perusahaan dan lingkungan bila itu sampai terjadi," jelas Hardy.
Untuk pengerjaan proyek penggantian pipa tersebut, Total Indonesie bekerjasama dengan Polda Kalimantan Timur mengingat jalur tersebut merupakan jalur ramai pelayaran.
Polda akan menurunkan Satpolair untuk pengamanan di air seperti itu, sebagai bagian dari pengamanan obyek vital nasional, kata Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Jusman Aer, kepala Biro Operasi Polda Kaltim.
Dengan adanya kegiatan ini lanjut Jusman mengimbau kepada masyarakat untuk ikut bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan lebih berhati-hati bila melintas di lokasi pekerjaan.
"Apalagi untuk pekerjaan seismik kami pakai bahan peledak, yaitu mulai dari transportasi ke gudang, penyimpanan, transportasi ke lokasi kerja, dan penggunaannya," kata Kombes Jusman.