PEKANBARU - Saat ini status maskapai Riau Air seperti kata pepatah "hidup segan mati tak mau". Salah satu yang membuat maskapai pelat merah ini hancur karena selama ini banyak orang yang tidak profesinal ditempatkan di sana.
"Saya sebenarnya sangat cinta dengan Riau Air. Secara pribadi dan saya ketahui yang membuat Riau Air hancur adalah ketidakprofesional orang-orang yang duduk di sana. Banyak orang ditempatkan menempati posisi penting tidak mengerti bisnis penerbangan," kisah mantan Manajer Komesil PT Riau Air Rudi, kala berbincang dengan okezone, Senin (26/3/2012).
Menrutnya, banyak keputusan yang diambil oleh pemegang kebijakan dianggap merugikan perusahaan namun tetap dilakukan. Namun hal itu tidak terlepas dari campur tangan yang menguasai Riau Air.
"Kita lihatlah selama ini sudah berapa kali pergantian dirut, dan itu terjadi tak terlepas dari banyaknya kepentingan dan permasalahan internal lainnya," kata Rudi yang mengaku sudah delapan tahun mengabdi di Riau Air.
Jika ingin Riau Air itu bangkit, Rudi mengatakan sebaiknya ditempatkan orang yang benar-benar mengerti bisnis penerbangan. "Karena bisnis penerbangan ini kan tidak main-main. Yakni high cost dan high teknologi. Sedikit kesalahan saja bisa menyebabkan kerugian. Selain itu, mencari kepercayaan dari pelanggan juga tidak mudah. Selain pesaing juga banyak," tandasnya.
Riau Air sendiri sudah beberapa kali mengalami permasalahan. Selain itu, Riau Air juga juga dililit masalah pendanaan. Walau beberapa kali diberi kucuran dana segar miliaran rupiah, namun perusahaan BUMD ini mengaku tetap merugi.
Puncaknya, pada 2011 terjadi PHK besar-besaran terhadap sekitar 300 karyawan. Bahkan hingga kini, pihak manajemen belum memberikan pesangon. Namun belum lama ini Gubernur Riau menyebut maskapai Riau Air akan terbang lagi. Di mana akan ada tiga pesawat yang akan didatangkan untuk operasional penerbangan.
(Martin Bagya Kertiyasa)