JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai selama ini peran dari pemerintah dalam mendorong daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional di tingkat global masih sangat kurang.
Ketua Umum API Ade Sudrajat Usman mengatakan, sebenarnya industri TPT bisa bersaing di pasar domestik, namun di tingkat global hal itu sangat ditentukan oleh peran pemerintah.
"Industri TPT di Indonesia bisa berdaya saing. Di era globalisasi daya saing ditentukan pemerintahnya. Jadi, tidak hanya industrinya. Pemerintah sudah melakukan efisiensi belum?" kata Ade di Jakarta, Jumat (6/4/2012).
Dia mencontohkan, pemerintah dan swasta di Korea bisa saling bersinergi dalam mendorong pertumbuhan industrinya.
"Seperti LG dan Samsung bisa maju karena pemerintah dan swasta saling bersinergi. LG dan Samsung bisa mengalahkan Sony dari Jepang," jelasnya.
Dia menegaskan, ketidakmampuan pemerintah dalam menjelaskan tugasnya terutama dalam mengatasi masalah infrastruktur menjadikan Indonesia kalah bersaing dengan negara lain di tingkat Asia.
"Gas diekspor, pelabuhan tidak diperbaiki. Infrastruktur itu adalah urusan pemerintah," tegasnya.
Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana menjelaskan, peran pemerintah dalam meningkatkan daya saing dikatakan masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal penyediaan infrastruktur, kemudahan pembiayaan, ketersediaan energi, dan kemudahan aturan impor bahan baku.
"Daya saing industri kita masih belum kuat. Industri dalam negeri serta seluruh infrastrukturnya yang tersebar di berbagai institusi termasuk daerah ternyata masih belum siap," katanya.