JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan laba bersih 2011 sebesar USD552 juta atau naik sebesar 124 persen dari USD247 juta di 2010.
"Kenaikan laba bersih ini terutama ditopang oleh pertumbuhan produksi yang tinggi, harga jual rata-rata yang kuat dan pengendalian biaya yang terus dilakukan," ungkap Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir, di Jakarta, Jumat (27/4/2012).
Lanjutnya, rekor laba bersih ini sudah meperhitungkan kontribusi kepada pemerintah dalam bentuk pajak penghasilan dan royalti yang masing-masing sebesar USD450,5 juta dan USD405,4 juta.
Sementara untuk pendapatan usaha perseroan mencatatkan sebesar USD3,99 miliar yang meningkat sebesar 47 persen dari USD2,72 miliar pada 2010. Sedangkan pertumbuhan produksi batu bara tahunan selama 20 tahun berturut-turut dengan peningkatan produksi batu bara pada 2011 sebesar 13 persen menjadi 47,7 juta ton. Serta penjualan batu bara meningkat sebesar 16 persen menjadi 50,8 juta ton.
Di sisi lain, perseroan juga berhasil mencatatkan EBITDA sebesar USD1,47 miliar yang melampaui proyeksi full year atau naik 67 persen dibandingkan 2010 sehingga menghasilkan marjin EBITDA terbaik untuk sektor batu bara termal di Indonesia sebesar 37 persen.
Perseroan juga mampu mepertahankan posisi keuangan konsolidasian yang kuat dengan rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesa 1,05x dari 1,16x di 2010, rasio utang bersih terhadap total ekuitas yang sehat sebesar 0,63x dan aksis terhadap kas dan fasilitas pinjaman ban yang belum terpakai sebesar USD1,26 miliar (fasilitas pinjaman bank yang belum terpakai USD700 juta).
Sekadar informasi, per 31 Desember 2011 total aset perseroan tercatat sebesar USD5,66 miliar atau naik 27 persen dibandingkan 2010, total kewajiban naik sebesar 32 persen menjadi USD3,22 miliar.
Sementara total ekuitas perseroan tumbuh sebesar 20 persen menjadi USD2,44 miliar. Peningkatan total ekuitas tersebut terutama disebabkan adanya peningkatan laba ditahan dari laba bersih tahun buku 2011.