Produk Impor Jerman di Sumut Capai USD371 Juta

Wahyudi Aulia Siregar, Jurnalis
Senin 11 Juni 2012 16:28 WIB
Ilustrasi. Foto: Corbis
Share :

MEDAN - Peningkatan importasi produk asal Jerman ke Indonesia yang mencapai USD371 juta pada April lalu ternyata juga terjadi di Sumatera Utara (Sumut). Jika secara nasional peningkatan importasi didominasi oleh produk mesin/pesawat terbang, di Sumatera Utara importasi dari Jerman di dominasi oleh produk mesin-mesin mekanik.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara mencatat, hingga April 2012 importasi mesin/pesawat mekanik mencapai USD40,344 juta. Meningkat 59,4 persen jika dibandingkan periode Januari-April 2011 yang hanya USD25,31 juta.

"Iya, sepertinya tren di sumut ini selalu hampir mirip dengan nasional. Peningkatan importasi Jerman secara nasional juga diikuti oleh Sumut. Bahkan Jerman menjadi negara dengan pertumbuhan importasi paling signifikan dibandingkan 10 negara asal utama impor Sumut lainnya," jelas Kepala BPS Sumut Suharno pada Okezone, Senin (11/6/2012).

Meski meningkat paling signifikan, peran Jerman terhadap total importasi Sumatera Utara, masih relatif kecil. "Jerman memang masuk pada 10 negara asal impor kita, tapi perannya cuma 2,65 persen saja. Kita yang dominan masih Singapura, totalnya mencapai 24,96 persen dengan nilai mencapai USD381 juta," tambahnya.

Di samping importir, Jerman juga merupakan eksportir bagi produk Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan komoditas utama Sumatera Utara. Perannya juga diakui masih relatif kecil, mengingat pembukaan pasar Jerman untuk komoditas CPO terbilang baru.

Namun prospek bisnis CPO ke bekas negara NAZI ini diakui sangat baik, akibat kesadaran masyarakatnya mengonsumsi bahan bakar nonfosil.

"Jerman itu selain potensial dari sisi impor, potensial juga dari sisi ekspor. Ekspor CPO kita sekira tiga persen sekarang ditujukan ke sana. Pada umumnya untuk substitusi bahan bakar fosil yang harganya kian tinggi. Industrinya di sana maju pesat, karena masyarakatnya juga sudah makin sadar lingkungan," ungkapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya