JAKARTA - Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 5,75 persen. Meski demikian, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) nampak belum dapat menguat.
Analis valuta asing Rully Nova mengatakan, rupiah masih akan melemah melanjutkan pelemahan yang terjadi pada penutupan sore lalu. Rupiah diprediksi berada di level Rp9.440-Rp9.480 per USD.
"Sentimen positif belum banyak jika melihat kondisi eksternal. Isunya masih krisis utang Eropa, terutama soal yang bailout perbankan untuk selamatkan sistem perbankan," kata kepada Okezone di Jakarta, Rabu (13/6/2012).
Menurut Rully, dana talangan tersebut awalnya direspon positif oleh pelaku pasar. Namun, di satu hal kebijakan tersebut dipandang malah makin membuat utang negara tersebut meningkat. "Dengan anggaran itu di satu sisi mereka harus mendisplinkan terhadap anggran, dengan anggraan cukup terbatas yang diberikan," katanya.
Rully menambahkan, pergerakan pasar pekan ini masih akan bergerak turbulensi atau tanpa arah mengingat belum finalnya pemilu di Yunani. "Sementara itu sampai dengan nanti pemilu Yunani pasar masih akan turbulensi tidak stabil, sentimen positif masih jarang," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)