Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jelang KTT Uni Eropa, Rupiah Diprediksi Melemah

Yuni Astutik , Jurnalis-Kamis, 28 Juni 2012 |07:41 WIB
Jelang KTT Uni Eropa, Rupiah Diprediksi Melemah
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Persimistis pelaku pasar terhadap perkembangan krisis Eropa masih akan membuat dolar Amerika Serikat (AS) dilirik sebagai aset safe haven. Karenanya, rupiah diprediksi bergerak melemah hari ini.

"Pesimistis dengan kebijakan apa yang dikeluarkan oleh petinggi Eropa jelang KTT Uni Eropa. Posisi dolar pastinya masih akan diuntungkan," kata pengamat valas, Tony Mariano, kepada Okezone di Jakarta, Kamis (28/6/2012).

Pesimistis tersebut bukan tanpa alasan, lantaran setiap kebijakan yang dikelaurkan oleh petinggi Eropa dinilai tidak banyak membantu mengatasi krisis Eropa. Hari ini, dia memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp9.470-Rp9.520 per USD.

Tony menambahkan, faktor yang membuat pelemahan rupiah hingga saat ini belum berubah. Faktor yang dimaksud adalah faktor eksternal, apalagi berbarengan dengan demand atau permintaan akan dolar pada akhir bulan yang semakin tinggi. "Kalau dilihat faktor daam negeri kan memang tidak ada," tambah dia.

Senada, Analis Valas, Rahadyo Anggoro, memprediksi rupiah masih cenderung tertekan dan berada di level Rp9.435-Rp9.475 per USD. Adapun perhatian pasar beralih kepada krisis perbankan di Spanyol. Terlebih, penyelesaian krisis global belum menemukan titik temu.

"Pertemuan KTT besok tentu akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan rupiah. Di dalam negeri diharapak BI tidak perlu ragu untuk meredam kekhawatiran pasar dengan melakukan intervensi ke pasar untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap berada di bawah Rp9.500 per USD," ungkapnya.

Rahadyo menuturkan, pada sore kemarin, rupiah ditutup sedikit melemah. Pelemahan rupiah ini disebabkan sentimen pasar masih negatif seiring ketidakpastian isu KTT Uni Eropa yang puncaknya masih akan berlangsung hari ini.

Dia menjelaskan, sikap Kanselir Jerman, Angela Merkel, kemungkinan masih menolak proposal eurobonds. "Padahal, kebijakan ini merupakan ekspektasi dari para investor yang melihat bahwa kebijakan tersebut merupakan solusi krisis utang Uni Eropa," akunya.

Selain itu, ada ketakutan di pasar bahwa hasil KTT Uni Eropa justru akan memicu lonjakan yield obligasi Spanyol dan Italia yang saat ini masing-masing di angka 6,98 persen dan 6,32 persen. Pasar khawatir yield obligasi Spanyol kembali stabil di atas tujuh persen dan Italia kembali stabil di atas 6,5 persen. Sehingga menyebabkan Spanyol dan Italia semakin berisiko membayar biaya pinjaman yang lebih tinggi.

"Pasar juga menanti hasil pertemuan antara Presiden Perancis Francois Hollande dengan Kanselir Jerman Angela Merkel malam ini. Pertemuan ini merupakan pemanasan menjelang KTT dengan tujuan untuk mengerucutkan kemungkinan berbagai perbedaan mengenai penyelesaikan krisis utang Uni Eropa," tukas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement