BANDUNG - Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta PT KAI dan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) bersiap menghadapi arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini. Hal ini untuk mengantisipasi munculnya kekacauan dan kekisruhan penumpang akibat tidak terangkut, mengingat armada yang ada sangat terbatas.
"Saya katakan untuk PT KAI, bagaimanapun juga tidak akan mencukupi melayani semua penumpang pada saat Lebaran. Bohong kalau saya katakan PT KAI tidak ada masalah dan siap mengangkut semua penumpang," kata Dahlan saat ditemui di RS Cahaya Kawaluyaan, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (22/6/2012).
Menurutnya, persoalan klasik yang dihadapi PT KAI adalah keterbatasan sarana jalan. Dengan demikian, meskipun revitalisasi armada dilakukan, pengerahan kereta tambahan berpuluh-puluh gerbong, manakala jalurnya tidak ditambah tetap saja percuma. Karena, selama double track belum terealisasi, intensitas jadwal keberangkatan kereta api tidak akan bisa ditambah.
Pihaknya saat ini sedang merintis pembangunan jalan kereta api double track Jakarta-Surabaya yang ditargetkan dua tahun ke depan akan selesai. Pembangunan ini dilakukan secara bertahap, Jakarta-Cirebon, Cirebon-Berbes, dan Berbes-Surabaya.
Setelah itu rampung, maka keberangkatan kereta bisa dilakukan lima menit sekali, karena antara satu kereta dengan yang lain tidak harus saling menunggu.
"Jadi antisipasinya, beli tiket kereta harus jauh-jauh hari dan yang tidak kebagian harus memikirkan angkutan alternatif lainnya," ucapnya.
Dengan kesiapan PT ASDP di Merak, dia sudah minta terus berbenah. Beberapa waktu lalu sempat ada perbaikan dermaga dan menimbulkan kemacetan yang cukup parah. Perbaikan itu supaya terus dilakukan dan diselesaikan secepatnya mengingat masa libur arus mudik dan balik Lebaran tinggal hitungan bulan.
"Saya sudah minta kepada masing-masing korporasi supaya menyiapkan fasilitas dan sarananya untuk mengantisipasi libur Lebaran. Saya tidak mau terjadi kekacauan akibat persiapan tidak maksimal," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)