Lahan Indonesia Tak Cocok Ditanami Kedelai

R Ghita Intan Permatasari, Jurnalis
Kamis 26 Juli 2012 09:41 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Share :

JAKARTA - Produsen tempe dan tahu dinilai harus melakukan diversifikasi kacang kedelai agar ketergantungan impor kedelai dapat berkurang. Namun sayangnya, kontur tanah di Indonesia tidak memungkinkan untuk ditanami bibit kedelai.

"Kita di Indonesia tidak mungkin bisa menanam kedelai. Karena tidak cocok kontur tanahnya. Nah, yang harus dilakukan bukan impor terus. Harus mengajarkan diversifikasi," ungkap pengamat ekonomi Aviliani, kepada Okezone, di Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Seperti diketahui, harga kacang kedelai yang melonjak akhir-akhir ini menyebabkan produsen tempe dan tahu merugi. Bahkan, beberapa dari pengusaha tahu tempe ini memberhentikan karyawannya. Aviliani menambahkan, diversifikasi ini penting untuk dilakukan agar tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan.

"Selain ke produsen tahu dan tempe sama ke masyarakat. Kalau harga mahal, dia harus diajarkan diversifikasi. Misalnya harga daging sapi mahal maka berpindah ke ayam atau telur. Sehingga kalau masyarakat melakukan diversifikasi atau substitusi, otomatis harganya enggak akan naik terus," paparnya.

Aviliani menlanjutkan, banyak hal yang bisa dilakukan dengan melakukan diversifikasi tempe. Meski tidak memberikan contoh spesifik, dirinya yakin jika diversifikasi kedelai dilakukan akan menekan harga kedelai yang sedang melonjak dengan tajam.

"Ya kan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terkadang mempunyai penemuan-penemuan. Jamur saja bisa jadi rasa daging, ini bisa dilakukan. Kalau pedagang tempe tidak diajarkan diversifikasi, maka ketergantungan impor akan membuat nilai tukar melemah, inflasi tinggi, masyarakat tidak akan pernah dapat makanan murah," pungkasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya