Impor di Tengah Masa Panen, Petani Sumut Resah

Wahyudi Aulia Siregar, Jurnalis
Minggu 05 Agustus 2012 13:50 WIB
Ilustrasi. (Foto: Koran SI)
Share :

MEDAN - Himpunan Petani Jagung Indonesia (Hipajagin) Sumatera Utara mengaku resah dengan rencana impor jagung dari India mulai pekan depan. Keresahan itu menguat akibat belum kunjung adanya tim monitoring harga jagung yanf dibentuk pemerintah.

"Harga sekarang Rp2.200, relatif bagus di tengah situasi panen mulai Juni hingga september mendatang. Tapi kita khawatir baiknya harga ini tak akan bertahan lama. Apalagi setelah pemerintah merencanakan untuk melakukan impor," ungkap Ketua Hipajagin Sumut Jemat Sebayang pada Okezone, Minggu (5/8/2012).

Jemat menyebutkan, ekspor jagung memang tak terelakkan ditengah tingginya permintaan yang belum dapat dipenuhi petani lokal. Apalagi untuk industri pakan ternak yang terus tumbuh. Oleh karena itu, pemerintah baik provinsi maupun kabupaten kota diharapkan mampu menyiapkan langkah antisipasi terjadinya gangguan pada harga jual jagung lokal.

"Kita di sumut memang masih tergantung pada impor. Industri pakan ternak terus berkembang. Makanya kita sejak beberapa waktu lalu terus mendesak agar dibentuk tim monitoring harga. Tim itu pula yang nantinya dapat mengontrol harga maupun memberikan rekomendasi kapan impor harus masuk," tambahnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data terakhir di Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, produksi jagung Sumut berdasarkan angka ramalan I-2012 mencapai 1.349.874 ton. Naik 55.229 ton dari angka ramalan II-2012 yang hanya 1.294.6450 ton.

Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan volume produksi dari 50,71 kuintal per hektare (ha) pada tahun lalu, menjadi 54,25 kuintal per ha pada saat ini. Namun pertumbuhan itu terhambat oleh berkurangnya jumlah lahan yang dipanen.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya